Metro Times (Jakarta) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan sebanyak 4.123 orang pemudik dinyatakan positif terpapar COVID-19. Jika itu benar, pengamat menilai Indonesia sudah harus bersiap-siap menyusul India.
“Pengetatan oleh Polri di 381 lokasi dan Operasi Ketupat, jumlah pemudik random testing dari 6.742, konfirmasi positif 4.123 orang,” ujar Airlangga dalam konferensi pers, Senin (10/5).
Menurut Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra, mengatakan, Pemerintah harus bersiap akan adanya badai penularan Covid-19. Bahkan dirinya menyarankan lockdown atau menutup semua akses wilayah.
“Itu juga alarm, tanda bom waktu saya pikir, kalau benar itu valid di lapangan luar biasa ya, kita akan siap-siap seperti India.” katanya, CNN Indonesia, Selasa (11/5).
Apabila data tes acak pemerintah tersebut valid, Hermawan tak dapat membayangkan ada berapa kasus COVID-19 di luar sana yang belum terjaring oleh testing alias pemeriksaan.
Disisi lain, Hermawan turut menyoroti sektor pariwisata justru tetap beroperasi meskipun disertai pembatasan berdasarkan zonasi resiko. Menurutnya, zonasi dipengaruhi faktor jumlah pemeriksaan yang dilakukan, bukan kasus COVID-19 yang sesungguhnya terjadi di wilayah itu.
“Saya khawatir sekali apalagi pariwisata masih diizinkan. Makanya saya hampir putus asa melihat sikap pemerintah,” kata Hermawan.
“Kenapa hal sederhana yang bisa dilogika masih juga terjadi kontra kebijakan yang terjadi.” tambahnya.
Lebih lanjut, pemerintah dimintanya untuk segera menutup pintu masuk bagi seluruh warga negara asing (WNA). Mengingat kini sudah ada tujuh varian COVID-19 baru yang ditemukan di wilayah Indonesia.
“Seiring mudik dilarang, ya jangan jadi alasan seperti KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas) atau apapun. Seharusnya kedatangan WNA tetap tidak bisa ditoleransi,” tegas Hermawan.
“Karena kita sama halnya saat ke negara lain kita juga dibatasi.” imbuhnya.