MetroTimes (Surabaya) – Memperingati Hari Pahlawan dapat terwujud dalam berbagai momen. Salah satunya adalah napak tilas perjuangan pahlawan. Kali ini Universitas Airlangga (UNAIR) mengemas napak tilas tersebut dengan acara Bedah Buku Perjuangan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP). Acara bedah buku berlangsung pada Sabtu (11/11/2023) di Aula Garuda Mukti Kampus MERR-C.
Rektor UNAIR Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak berkesempatan menghadiri acara ini. Tak hanya itu saja, para keluarga serta kolega para pejuang TRIP turut menghadiri acara bedah buku secara langsung. Buku dengan judul TRIP “Perjuanganmu Kuteruskan Sampai Akhir Zaman” ini ternyata mengadopsi naskah asli karya (Alm) Roestono Soeparto Koesoemo. Ia merupakan salah satu pejuang TRIP kala itu.
Hadir sebagai pembedah buku ini, Prof Dr Purnawan Basundoro, SS MHum, Guru Besar Universitas Airlangga dan Nanda Avalist, SIP MSi PhD (Cand), seorang diplomat aktif, mahasiswa S3 di Curtin University Australia, sekaligus penerjemah dan editor buku dari Rayyana Publishing.
Prof Dr Drs Prasetio Ak CA SH MHum, sebagai Ketua Pelaksana sekaligus perwakilan keluarga Roestono mengatakan bahwa buku ini menjadi bagian dari sumbangsih keluarga kepada para pejuang TRIP. Kabar baiknya, masyarakat bisa mengakses buku ini secara gratis melalui ponsel pintar. Buku tersedia dalam dua versi, versi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
“Buku ini bisa masyarakat akses secara gratis melalui google books. Alasan kami menyediakannya secara gratis adalah kami ingin memperkenalkan kepada dunia mengenai perjuangan TRIP,” katanya.
Acara bedah buku ini tidak hanya mengulas proses penyusunan buku. Tapi perjuangan TRIP kembali diperlihatkan dalam bentuk foto hingga video. Pada dokumen tersebut terlihat dengan jelas aksi heroik mereka melawan para penjajah. Meski masih berstatus pelajar dan dengan minimnya senjata, semangat mereka tak gentar hingga patut menjadi teladan.
“Bagi saya suatu bangsa bisa merdeka karena para pahlawannya memiliki mental juara. Ini terlihat dari mental juara para pejuang TRIP bisa mengusir para penjajah. Bangsa ini bisa menjadi besar apabila kita bisa mencetak kaum muda yang bermental juara,” terang Haryono Isman yang merupakan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia periode 1993 sampai 1998.
Lebih lanjut, Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia menuturkan bahwa perjuangan TRIP dapat memberikan inspirasi kepada masyarakat. Patriotisme, tekad, dan kesetiaan pada negara tetap hidup dalam diri masyarakat. Destry berharap bahwa perjuangan TRIP akan selalu abadi meski dalam bentuk yang lain. “Meskipun bentuknya berbeda, melalui teknologi dan digitalisasi tetap harus berjuang,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Prof Nasih mengungkapkan bahwa perjuangan para pahlawan ini menjadi proses refleksi bagi UNAIR. Terlebih lagi Dies Natalis ke-69 UNAIR yang berbarengan dengan Hari Pahlawan, memberikan dorongan semangat untuk menjadikan Indonesia lebih baik.
“Pengorbanan jiwa raga mereka bisa menjadi contoh bagi kami untuk menyiapkan Indonesia lebih baik dan mandiri di masa yang akan datang,” pungkasnya.