- iklan atas berita -

 

Metrotimes Jakarta, 8 Februari 2020 — Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Canberra, Australia, tanggal 8-10 Februari 2020. Bahlil saat ini telah berada di Australia, sedangkan Jokowi terbang dari Bandara Internasional Syamsudin Noor, Banjarbaru, pada pukul 11.30 WITA.

Presiden akan melakukan dua kegiatan utama, yaitu kunjungan kenegaraan dan menghadiri Annual Leaders Meeting (ALM) yang terakhir dilaksanakan di Bogor pada 31 Agustus 2018 silam. Selain untuk penerapan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) guna meningkatkan akses pasar Australia, juga membahas peluang investasi Australia di Indonesia.

Kepala BKPM akan mendampingi Presiden pada ALM Indonesia-Australia yang akan dihadiri oleh kedua pemimpin negara pada tanggal 9-10 Februari 2020. Kepala BKPM menyambut antusias atas pengesahan ini sebab pemerintah akan memiliki payung hukum yang jelas untuk implentasi perjanjian.

Bagi Indonesia, IA-CEPA diharapkan bisa menggenjot ekspor barang-barang ke Australia karena selama ini defisit neraca perdagangan hampir mencapai USD 3 miliar.

ads

“Hal ini sejalan dengan target investasi pada peningkatan sektor industri berorientasi ekspor. Sekarang peluang pasar diperluas. Ini jadi modal kami untuk ‘jualan’ kepada investor yg mau masuk ke Indonesia,” ujar Bahlil.

Peluang UMKM

Bahlil juga menambahkan bahwa kemudahan tarif dan non-tarif yang ada dalam IA-CEPA menjadi kesempatan bagi UMKM untuk memicu penjualan produk-produk ke Australia. “Mari kita lihat apakah efektif untuk membantu para UMKM kita. Kalau belum, kita review apa yang perlu diperbaiki,” pungkas Bahlil.

Namun bukan hanya itu saja, IA-CEPA juga mengatur kerjasama dibidang pendidikan khususnya pendidikan tinggi dan vokasi. Australia dapat berkolaborasi dengan beberapa startup dan UMKM Indonesia untuk membuka lapangan pekerjaan dan memberikan dampak sosial.

“Australia jangan hanya investasi di sektor pertambangan saja, tetapi perlu juga di sektor pendidikan vokasi supaya upgrade skill pekerja Indonesia. Jadi pekerja Indonesia sudah siap masuk kelapangan kerja maupun menciptakan lapangan pekerjaan menjadi social entrepreneur,” tambah Bahlil.

Dalam kurun waktu 2015-2019, Australia baru berinvestasi sebanyak USD 1,8 miliar yang berada di peringkat 12 asal negara investor di Indonesia. Sektor yang mendominasi adalah Pertambangan (44,7%), Industri Logam tidak termasuk permesinan dan peralatan industri (11,3%) serta Perkebunan dan Peternakan (9,4%). Sementara, lokasi investasi Australia terfokus di Kalimantan (23,5%) dan Sumatera (23,1%). (***)

Sumber : Humas BKPM-RI (Leidy)
Editor : frances

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!