Belajar Al Qur’an Sanadnya Harus Jelas

0
1697
 KH. M. Ulil Albab Arwani Kudus saat menyampaikan materi dalam pendidikan dan pelatihan (Diklat) cara baca tulis dan menghafal Al Qur'an aula Ponpes Durrotu Aswaja Banaran UNNES Gunungpati Kota Semarang, Minggu (29/11).
- iklan atas berita -

Metro Times Kendal – Belajar Al Qur’an harus ada sanad (Urutan) yang jelas siapa guru, ustadz atau kiai-nya sehingga nyambung ke Rasulullah. “Belajar Al Qur’an memang harus ada guru yang sanadnya jelas. Metode yanbu’a sanadnya memang jelas nyambung Rasulullah tidak perlu diragukan lagi,” ucap Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Durrotu Ahlusunnah Wal Jamaah (Durrotu Aswaja) Banaran UNNES Gunungpati Kota Semarang, Kiai Agus Ramadhan saat menyampaikan sambutan pembukaan pendidikan dan pelatihan (Diklat) cara baca tulis dan menghafal Al Qur’an aula Ponpes tersebut, Minggu (29/11).

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Durrotu Ahlusunnah wal jamaah (Durrotu Aswaja) Banaran UNNES Gunungpati Kota Semarang, Kiai Agus Ramadhan saat menyampaikan sambutan pembukaan pendidikan dan pelatihan (Diklat) cara baca tulis dan menghafal Al Qur’an aula Ponpes tersebut, Minggu (29/11).

Sekretaris Pengurus Cabang (PC) Robithoh Ma’ahid Al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kota Semarang menuturkan, dalam diklat yanbu’a ini menghadirkan 2 narasumber dari Kudus yang merupakan pakar (Ahli) Al qur’an sekaligus pengasuh metode yanbu’a, yakni; KH. M. Ulil Albab Arwani dan Gus Ahmad Nasih Al Hafidz. Adapun peserta diklat, selain dari Kota Semarang sendiri ada juga berasal dari Kota/Kabupaten lain di Jawa Tengah, seperti Dari Demak, Jepara, Grobogan, Boyolali, Kebumen, Banyumas dan Wonosobo. “Animo cukup banyak, diklat kali ini merupakan angkatan ke-3. Semoga peserta bisa menyerap ilmunya dan mempraktekkan di lingkungannya masing-masing,” ucapnya

Gus Ahmad Nasih menyebutkan, ada lima keunggulan yang dimiliki metode yan’bua, diantaranya; ditulis sesuai sesuai dengan rosm ustmaniy, semua kalimah terdiri dari lafadz Al Qur’an, menerangkan semua bacaan Imam Hafidh dan Thoriq Al Syathibiy, menggunakan cara menulis huruf arab dan pegon, terakhir adanya Al qur’an Al Quddus dengan rosm Ustmaniy yang dilengkapi waqaf idlthiroriy (Waqaf-ibtida’). “Semua metode pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Insyallah ini banyak kelebihanya dan sangat membantu mempermudah belajar Al qur’an,” ucapnya

KH. M. Ulil Albab Arwani menambahkan, bahwa bahwa keunggulan kitab suci Al quran banyak sekali. Ia merinci; Al quran sebagai kitab yang paling utama, mukjizat Nabi yang paling Agung, menjadikan hidup bahagia dan pembersih hati. Sementara Ketua PCNU Kota Semarang, KH. Anasom menuturkan, belajar menggunakan metode yan’bua tidak sekedar lebih mudah memahami saja, tapi ada sisi keberkahanya, karena sudah banyak melahirkan huffadz (Menghafal Al qur’an). “Saya menyarankan kepada Ponpes, Madin dan TPQ untuk bisa menggunakan metode yanbu’a,” pintanya. (af).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!