- iklan atas berita -

Metro Times (SEMARANG) Takkan pernah ada habisnya jika bicara soal korupsi. Upaya pemberantasan korupsi yang efektif dan komprehensif membutuhkan partisipasi banyak pihak. Bahkan tidak bisa hanya digantungkan kepada para aparat penegak hukum semata, melainkan para generasi milenial sebagai garda terdepan merupakan salah satu bagian untuk menggelorakan pencegahan korupsi.

Hal itu disampaikan Komisaris PDAM Kota Semarang, Hermansyah Bakri, dalam paparan diakusi kegiatan Refleksi Akhir Tahun 2018 dan Perayaan Hari Ulang Tahun (Harlah) Ke-2 Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) Kota Semarang, yang diselenggarakan pada Sabtu-Minggu, (22-23) Desember 2018 di Anjungan Banyumas, Maerokoco, Semarang.

“Masalah korupsi jangan hanya mengandalkan aparat penegak hukum untuk mengatasi korupsi, karena jelas tidak akan menyelesaikan masalah. Dilematisnya perilaku di masyarakat masih ada yang belum bisa membedakan mana yang menjadi haknya dan mana yang bukan,”kata Hermansyah, pada Sabtu (23/12).

Dikatakannya, generasi milenial harus berani melawan perilaku korupsi, jika tidak ingin jadi korban. Apalagi di era serba digital seperti sekarang ini, generasi millenial seharusnya bisa memanfaatkan teknologi untuk mengurangi segala bentuk tindakan korupsi. Menurutnya teknologi dapat mempercepat pemberantasan korupsi.

ads

“Misalkan jika melihat tindak korupsi, masyarakat bisa mengadukan lewat aplikasi yang dimiliki aparat penegak hukum, jadi generasi milenial harus melek teknologi dan lebih aktif dalam memerangi korupsi melalui ide-ide kreatifnya,”ungkapnya.

Dalam agenda tersebut, selain dikusi juga diisi musikalisasi puisi antikorupsi, malam keakraban, outbond, senam bersama, dan refreshing bersama untuk keakraban para peserta. Dalam acara itu para peserta juga menyatakan diri untuk tidak melakukan korupsi, kemudian bersama-sama melawan korupsi, dan bertekad untuk menjadikan Indonesia bersih dari korupsi.

Sementara itu, Pengusaha ekspor-impor asal Semarang, Ong Budiono, menyampaikan pendidikan merupakan aspek awal yang dapat menentukan seseorang menjadi koruptor atau tidak. Ia juga menyampaikan, seseorang melakukan korupsi itu bukan karena desakan tapi karena pilihan.

“Korupsi itu tentang pilihan, makanya setiap pilihan memiliki konsekuensi. Aparat penegak hukum juga harus usut tuntas pelaku korupsi, tanpa tebang pilih,”kata Ong, yang juga Wakil Ketua GMPK Kota Semarang ini, dalam paparan materi yang diikuti 32 peserta tersebut.

Ketua panitia acara, Dewi Sinta, menyampaikan, sebagai organisasi yang fokus pada isu anti-korupsi, GMPK Semarang merasa penting untuk terus menginformasikan berbagai fakta di balik sengkarut praktik rasuah. Pihaknya berharap generasi muda bisa membangun sebuah aksi, baik di lingkungan pribadi maupun tempat mereka bekerja kelak. Dikatakannya, kegiatan tersebut pada intinya bertujuan untuk mengingatkan bahwa pemuda punya peran penting dalam pembangunan bangsa.

“Semoga acara ini menghasilkan pemuda yang mengubah sikap dan mental mereka dan tidak lagi melihat korupsi sebagai hal yang wajar, tapi harus dihilangkan. Makanya peserta dalam acara kami dominan diikuti mahasiswa, yang semuanya dari 6 kampus di Kota Semarang,” sebutnya.(Jk/Dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!