- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Seorang bocah berusia 7 tahun, Muhammad Fadlil Arzaqi, warga Desa Sutoragan RT 01 RW 01 Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo, membutuhkan perhatian untuk biaya pengobatan. Kedua kakinya kini tidak dapat berjalan dengan normal akibat menderita Spina bifida atau kelainan sejak lahir yang terjadi ketika tulang belakang dan sumsum tulang belakang tidak terbentuk secara tepat.

Fadli merupakan anak kedua dari pasangan Ilfi Maksum (41) dan Titik Anjani (37). Nestapa harus dialami Fadli bersama keluarganya lantaran sejak menderita kelainan tersebut, belum banyak perhatian yang diberikan pemerintah. Keluarga yang hanya mengandalkan penghasilan dari Ilfi sebagai penjaga sekolah dan buruh serabutan ini juga tercatat belum masuk dalam Program Keluarga Harapan (PKH), meski telah diusulkan oleh pihak desa.

Biaya pengobatan memang sudah ditanggung oleh program JKN KIS, tetapi hingga saat ini keluarga selalu kelimpungan untuk biaya transportasi dan akomodasi saat pengobatan.

Kondisi itu mengundang perhatian para dermawan dari sejumlah daerah. Melalui program donasi pembaca KR, Fadlil mendapat bantuan senilai Rp3.155.000. Bantuan diserahkan oleh pihak KR bersama Kades Sutoragan, Nur Kholik, di rumahnya pada Rabu (14/6).

Sebelumnya, beberapa hari lalu, donasi juga diberikan oleh Ketua DPRD Purworejo Dion Agasi Setiabudi dan Anggota DPRD Subeno. Bantuan berupa transportasi juga akan difasilitasi oleh Kusnomo, anggota Polres Purworejo, melalui Program Sedekah Jariyah.

ads

“Kami terima kasih atas bantuan dari para dermawan. Memang kami selama ini masih kesulitan untuk biaya transportasi dan akomodasi kontrol ke rumah sakit di Jogja dan Solo,” kata Maksum saat menerima bantuan.

Menurut Maksum, pada saat anaknya lahir ada benjolan pada tulang ekornya. Dari hasil pemeriksaan tim dokter RSUP Sardjito Jogja, benjolan tersebut adalah penyakit saraf kejepit. Setelah menjalani perawatan cukup lama, akhirnya Fadlil berhasil dioperasi. Pihak RSUP Sardjito lalu merujuk Fadlil untuk melakukan operasi lanjutan pada bagian kaki agar dapat berjalan normal.

“Kemarin sudah kontrol ke Solo, besok Selasa control lagi, dan dijadwalkan operasi tanggal 8 Juli, masuknya tanggal 7,” sebutnya.

Maksum mengaku, biaya pengobatan hingga operasi telah ditanggung oleh JKN KIS yang dibiayai pemerintah. Namun, untuk bantuan lain, seperti PKH dan KIP, belum didapat.

“Bantuan untuk Covid-19 kemarin sudah dapat. Kalau PKH belum,” ungkapnya.

“Sekarang Fadlil kelas 1 dan mau naik kelas 2 SD. Kalau di sekolah ya pakai kursi roda, kebetulan ini ada tetangga yang meminjami,” imbuhnya.

Sementara itu, Kades Sutoragan, Nur Kholik, menyatakan apresiasi atas kepedulian para dermawan terhadap warganya. Menurutnya, pihak desa telah berusaha mengajukan keluarga Ilfi Maksum dalam sejumlah program bantuan. Namun, khusus PKH hingga saat ini memang belum terealisasi karena menurut pihak terkait mekanisme penggantian penerima manfaat PKH harus dalam periode 5 tahun.

“Dari desa istilahnya ya baru bisa membantu untuk kelancaran kesembuhan. Untuk bantuan seperti PKH kami tetap akan mengupayakan,” jelasnya. (Dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!