- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Budidaya udang vanamei di pesisir selatan Kabupaten Purworejo masih menghadapi sejumlah kendala. Antara lain akses jalan menuju lokasi tambak yang belum terbangun dengan baik dan penyakit yang kerap menggalkan budidaya.

Hal tersebut terungkap dalam dialog antara petambak dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Pemkab Purworejo. Dialog dilaksanakan di tepi kawasan tambak Desa Jatikontal Kecamatan Purwodadi.

Petambak yang juga Kades Jatikontal Suyanto mengatakan, petambak menghadapi kendala utama antara lain akses jalan yang masih terbatas. Meski tambak terletak di dekat Jalan Jalur Lintas Selatan Jawa, namun akses dari jalan utama menuju tambak masih belum bagus. “Untuk desa kami misalnya, tambak terletak di seberang Sungai Lereng dan harus lewat jembatan, itu pun sempit dan tidak bisa kalau berpapasan kendaraan besar,” katanya, Sabtu (17/10/20).

Selain itu, hama penyakit juga menjadi kendala yang sering menghinggapi para petambak. Penyakit yang diakibatkan virus seperti berak putih, kerap menyerang udang budidaya, bahkan jika tidak tertangani dengan baik bisa menghabiskan populasi.

Persoalan lain adalah status tanah yang sebagian masih belum hak milik. Sebagian besar kawasan tambak terletak pada tanah berstatus Goverment Ground (GG). “Selain itu, harga yang tidak stabil juga menjadi kendala bagi kami,” ucapnya.

ads

Direktur Regional 1 Kementerian PPN/Bappenas Uke Muhammad Husein mengatakan, persoalan itu akan didiskusikan dengan bidang terkait di kementerian. Menurutnya, pembahasan persoalan terutama terkait akses, menjadi penting mengingat ruas itu juga berfungsi sebagai jalur evakuasi apabila sampai terjadi tsunami.

Menurutnya, kendala yang dihadapi para petambak membuat usaha meningkatkan kesejahteraan menjadi kurang optimal. Pemerintah dapat memfasilitasi kerja sama kemitraan multi pihak, yakni antara pemerintah, masyarakat, dan swasta. “Kerja sama juga dapat melibatkan akademisi perguruan tinggi,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PPKP Purworejo Wasit Diono mengemukakan, udang vanamei menjadi komoditas unggulan Purworejo yang memiliki pemasaran yang cukup luas. Wasit memperkirakan, sebagian produk Purworejo diekspor melalui pedagang perantara. “Belum ada yang bisa menjual langsung kepada konsumen di luar,” paparnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!