Metro Times (Surabaya) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Airlangga (Unair), Surabaya untuk mengintegrasikan ilmu mereka melalui tindakan aksi sosial. Ajakan itu ia sampaikan untuk mencapai sebuah perubahan kelembagaan secara terintegrasi dan terukur.
“Kami mengajak kepada mahasiswa FE Unair untuk bersama-sama mengintegrasikan social action lewat segala bentuk kegiatan yang dilakukan secara terintegrasi dan terukur. Terlebih jika dikaitkan dengan aspek ekonomi,” ujar Emil Dardak, sapaan Wagub Jatim saat memberikan materi kegiatan Social Action 2019 di Rangkaian Economic Week di Unair Surabaya, Selasa (22/10).
Emil menyebut, saat ini banyak fenomena-fenomena sosial yang terjadi dan banyak mempengaruhi aktifitas ekonomi. Sosial action sendiri merupakan salah satu aset besar bangsa untuk mendorong pembangunan tanpa bergantung kepada keterbatasan anggaran atau keterbatasan sumber daya keuangan.
“Sosial action ini merupakan salah satu aset besar kita untuk bisa mendorong pembangunan tanpa bergantung kepada keterbatasan sumber daya termasuk sumber daya keuangan,” tegasnya.
Menurut Emil Dardak, seorang mahasiswa bisa berperan dalam berinisiatif. Akan tetapi, yang tidak kalah penting adalah menggalang suatu kegiatan dan memberikan sumbangsih positif. Mereka juga bisa memberikan sumbangsih bukan hanya bentuk uang semata, melainkan bisa waktu dan tenaga.
“Inilah sebabnya tadi saya mengajak seluruh civitas-civitas akademika Unair terutama FE untuk ikut mengintegrasikan konsep social action ke dalam ekonomi strategy,” tambahnya.
Emil mencontohkan, pada saat dirinya memimpin Kab. Trenggalek, pihaknya mengambil langkah sosial masyarakat dengan melibatkan banyak pihak. Baik dari pemerintah, swasta hingga komunitas sosial kemasyarakatan.
Hasilnya, ketika pemerintah memiliki keterbatasan baik tenaga maupun anggaran sektor lain akan siap membantu baik swasta maupun komunitas masyarakat di Kab. Trenggalek. Artinya, social action tidak hanya cukup diselesaikan oleh pemerintah saja, melainkan oleh semua lini masyarakat.
Disinilah kita berharap bahwa Indonesia justru bisa melakukan lesatan dan loncatan dengan mengandalkan social action tersebut. Akan tetapi, loncatan tersebut tidak bisa dilakukan secara sporadis. Namun harus secara terintegrasi dan selaras dengan strategi dan kebijakan pembangunan.
“Inilah sebabnya saya mengajak seluruh civitas akademika Unair untuk mengintegrasikan konsep social action ke dalam economic strategi,” ungkapnya. (nald)