
MetroTimes (Magelang) sehat harus, sakit jangan, itu harus.
Tapi pemandangan lain terlihat di keluarga kecil Bapak Heri dan Ibu Susi. Anak yang pertama yaitu Ferninda atau biasa dipanggil Ninda menderita sakit bocor jantung sejak kecil. Ninda sendiri sekarang duduk di kelas 2 di SMP Muhammadiyah Pujotomo Sumberrejo Mertoyudan Kabupaten Magelang. Dan Ninda sendiri masih mempunyai adik yang masih duduk di kelas 5 SD namanya Safira.
Gejala awal sakitnya Ninda ialah, dulu sewaktu lahir semua badan membiru, saat usia 2 tahun belum bisa jalan dan apabila belajar merangkak pasti akan jatuh. Dan saat usia 3 tahun, Ninda dibawa ke RS (Rumah Sakit) Sardjito Yogyakarta, dan disarankan untuk operasi.
Karena waktu itu Ninda masih kecil dan orang tua tidak tega apabila anaknya harus dioperasi serta terkendala biaya, maka operasi urung dilakukan sampai dewasa ini.
Orangtua Ninda sendiri bekerja serabutan dan kadang bekerja sebagai tukang pijat, itupun gaji tidak menentu. Untuk makan saja terkadang masih kekurangan, sehingga apabila ada uang hanya digunakan untuk membelikan apa yang anaknya inginkan, dengan harapan anaknya bisa bahagia dan tidak merasa sakit.
“Pendapatan saya per harinya hanya Rp 15.000,- jadinya kadang saya merasa sedih tidak bisa melakukan apa-apa terhadap anak saya” terang Petrus Hery Adi Susanto atau biasa disapa Hery, selaku Bapak dari dek Ninda.
Saat ini keluarga hanya mempunyai BPJS itupun per bulannya dibayarkan oleh teman dari Bapak Heri, dan dari golongan premi kelas 3.
Keluarga Ninda sekarang mengontrak di Dusun Kembangan, rt 03 rw 16, Sumberrejo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Walaupun KTP Bapaknya beralamat di Lingkungan Pandansari rt 04 rw 09, Sumberrejo, Mertoyudan. Dan untuk uang kontrak, per tahunnya harus menyisihkan uang sebesar Rp 1.000.000,- dan kalau tidak bisa membayar harus angkat kaki dari kontrakan
Ninda sendiri merupakan siswa yang berprestasi di sekolahnya. Ia selalu mendapatkan ranking 1 di kelasnya. Dan Ninda sendiri dikenal anak yang ramah dan murah senyum terhadap teman-temannya, seperti tidak merasakan sakit yang dideritanya.
“Harapan saya ingin melihat Ninda cepat sembuh, seperti anak-anak yang lain” jelas Hery selaku Bapaknya Linda.
Boim, salahsatu relawan dari PMI Kota Magelang mendengar kabar tersebut akhirnya datang bersilaturahmi ke keluarga Ninda. Dan ketika ditanya kepada Ninda langsung, dirinya langsung menjawabnya dengan, saya hanya ingin sembuh, Minggu (13/5) pukul 20.00 wib.
Mendengar jawaban langsung dari Ninda sendiri, akhirnya Boim bermusyawarah dengan rekan-rekan relawan di PMI Kota Magelang. Dan sambil menunggu informasi mengenai biaya operasi tercover ga kalau pakai bpjs, para relawan PMI Kota Magelang menggalang dana dari dana pribadi bukan dana dari sekretariat atau kantor PMI Kota Magelang.
“Kami terketuk melihat langsung kondisi adek Ninda. Dia sangat cantik dan pintar, tapi kenapa dia harus menderita sakit seperti ini” terang Boim salahsatu relawan dari PMI Kota Magelang.
Boim juga mengatakan, semoga ada pihak-pihak terkait yang bisa membantunya. Entah itu dari aparat Desanya, atau Instansi yang lain, tambah Boim. (Arif)