- iklan atas berita -

Metro Times (Bondowoso) – Sebagian besar petani di Bondowoso sudah beralih menanam padi organik. Keinginan menanam padi organik di desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso, dari tahun 2008.

Mulyono, ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ‘Al Barokah’ menjelaakan, munculnya keinginan menanam padi organik dikarenakan para petani mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk kimia.

“GAPOKTAN Al Barokah berdiri sejak 2008 dan baru mendapatkan sertifikat internasional pada tanggal 23 Maret 2018 lalu. Kami berharap kesempatan ini dijaga dan tidak disia-siakan. Dan para petani bisa memanfaatkan capaian ini sebaik mungkin,” ucap Mulyono saat di acara Pelatihan Wartawan Jawa Timur bersama BI Kpw Jatim, Kamis (23/8)

ads

Kesuksesan GAPOKTAN Al Barokah yang di pimpin Mulyono bersama 427 anggota ini tidak lepas dari peran Pemerintah Kab. Bondowoso dan Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur sebagai pembina.

Setelah meraih sertifikat internasional, Bondowoso Kotanya Organik (Botanik) siap ekspor ke Belgia dan Hungaria serta beberapa negara maju lainnya.

Prof Indah Prihartini, pengawas dan pembimbing petani Organik yang tergabung dalam wadah Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) Al Barokah binaan BI Jatim, mengungkapkan, untuk mencapai nilai organik ini ternyata tidaklah mudah. Harus melalui beberapa tahap yang ditentukan, Gapoktan Botanik harus mematuhi kalau tidak maka sangat berpengaruh pada sertifikat yang ada.


Karena sertifikat untuk nasional usianya 3 tahun, dan internasional 1 tahun, dalam tenggang waktu ini di diawasi secara ketat berbagai hal seperti, lingkungan, airnya, tanah dan rumah petani yang harus benar-benar bebas dari kimia, peptisida dan lain sebagainya.

Jadi kalau ketahuan, bukan hanya gradenya turun tapi sertifikatnya bisa dicabut, karenanya di sini dibutuhkan kejujuran. “Termasuk kalau ambil hasil produk tani dari lahan berbeda harus dengan jujur disampaikan, karena maaing-masing lahan dan produk ada nomor kodenya masing masinng,” tegas Indah.

Sertifikasi internasional yang dikeluarkan oleh Control Union international, sementara nasional dikeluarkan oleh Standar Nasional Indonesi (SNI). Karenanya, diharapkan, ke depannya Botanik Bondowoao akan berkembang lebih baik kedati sekarang 4000 ha yang ada akan bertambah. Dari 427 anggota yang ada juga akan semakin banyak dan semakin tertarik para petani menekuni Botanik.

“Apalagi Botanik kini sudah mempunyai mesin giling yang menghasilkan 2000 ton beras organik merah dan hitam,” pungkas Prof. Indah Prihartini.(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!