- iklan atas berita -

Metro Times (Semarang) Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) API Tegalrejo, Magelang, KH. M. Yusuf Chudlori atau yang akrab disapa Gus Yusuf menjadi pembicara utama dalam acara Mujahadah dan Tabligh Akbar Menyongsong Hari Santri Nasional (HSN) 2019 di Masjid Al Husna, Jl Satrio Wibowo I Tlogosari Kulon Semarang, Senin (7/10) malam. Dalam tausiahnya, dia mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati di dalam memilih pesantren.

“Kalau mau memondokkan putra-putrinya harus pilih pesantren yang jelas. Jelas pesantrennya, jelas masyayikhnya (guru, ustadz dan kiainya). Selain itu, juga jelas ajaran akidahnya yakni ahlussunnah wal jamaah,” jelas Gus Yusuf

Kyai muda ini melanjutkan, memilih tempat belajar bagi anak merupakan hal yang sangat penting. Hal itu, lantaran pada saat ini banyak bertebaran paham-paham radikalisme yang menyusup. Oleh karena itu, pesantren yang akan dipilih untuk tempat belajar agama harus jelas dan tidak mengajarkan paham yang melenceng.

Paham radikalisme, menurut dia sangat berbahaya. Berbagai cara mereka tempuh untuk bisa memengaruhi dan mengubah akidah yang sudah ditanam sejak kecil. Biasanya, mereka (para radikalis) akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak atau biasa kita dengar dengan istilah jebakan batman

ads

“Jangan sampai kita kena jebakan batman.Tiga pertanyaan yang biasanya dilemparkan, baik mana antara alquran dan pancasila? Baik mana antara jokowi dan nabi muhammad? Kemudian, baik mana antara negara Islam atau negara kafir?” kata dia menyontohkan.

Ketiga pertanyaan ini menurut Gus Yusuf, tidak perlu dijawab. Karena ini merupakan pertanyaan yang menjebak. Dijelaskan lebih lanjut olehnya,

bahwa pancasila dan alquran tidak bisa dipertentangkan. Karena, sila yang ada dalam pancasila mengadopsi dari Alquran. Tidak ada satu sila pun yang bertentangan dengan Alquran.

“Indonesia bukan negara agama tapi negara beragama. Indonesia bukan negara Islam dan bukan negara kafir, tapi negara pancasila,” jelas dia.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (PRIMA DMI) Jawa Tengah, Ahsan Fauzi mengungkapkan, PRIMA DMI Jateng merupakan wadah berhimpunnya remaja masjid di Jateng. Pihaknya, ingin mempersatukan pemuda remaja masjid melakukan kegiatan positif baik di masjid, sekolah, universitas dan lain-lainya. Tujuannya adalah untuk membentengi pemuda dari paham radikalisme dan pengaruh narkoba atau minuman keras.

Ke depan, sambung dia, kegiatan ini tidak hanya pengajian. Rencananya, mereka juga akan menggelar kegiatan yang sifatnya menghibur seperti musik, band, nasyid dan lain sebagainya.

“Kami sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Tidak menutup kemungkinan, kegiatan tidak hanya berupa pengajian saja. Namun, kita gelar dengan kegiatan-kegiatan olahraga, seni dan budaya yang sifatnya menghibur dan positif, seperti kegiatan out bond, latihan kepemimpinan, penanaman nilai-nilai kebangsaan dan lainya. Di sela kegiatan tersebut nanti disisipi tausiah,” katanya.

Sebelum tausiah oleh Gus Yusuf,  kegiatan mujahadah dan tabligh akbar menyongsong HSN 2019 yang diprakarsai oleh Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT), Remaja Masjid Al Husna (IKRAMANA) dan Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (PRIMA DMI) Jateng serta didukung Ikatan Pemuda dan Remaja Masjid Raya Baiturrahman (IKAMABA) dan Ikatan Remaja Masjid Agung Semarang (KARISMA) terlebih dahulu mengajak jamaah bermujahadah dan membaca Asmaul Husna yang dipimpin langsung oleh pengasuh Majelis Khidmah Al Asmaul Husna, KH Amjad Al Hafidz. (af/dnl).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!