Metro Times Kendal – Tingkatkan pemahaman kesehatan reproduksi bagi remaja terus dilakukan oleh UPTD Puskesmas Kendal I dengan melakukan penyuluhan kesehatan kepada remaja di Kecamatan Kendal.
Dengan menggandeng pemuda Karang Taruna Kelurahan Tunggulrejo Kecamatan Kendal, penyuluhan kesehatan dilakukan di Balaidesa Tunggulrejo, rabu (11/11/2020).
Dalam kegiatan tersebut, Petugas medis dari Puskesmas Kendal I, dr Puji Rohani mengatakan, penyuluhan kesehatan dilakukan untuk memberdayakan generasi muda melalui peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi.
Selain materi reproduksi, materi tentang dampak kehamilan diusia dini dan bahaya aborsi serta sosialisasi covid-19 juga disampaikan di hadapan puluhan pemuda Karang Taruna Kelurahan Tunggulrejo.
Kepada para pemuda Karang Taruna, dr Puji Rohani memberikan pemahaman jika hamil dengan usia di bawah 20 rentan akan bahaya. “Sebaiknya hamil atau melakukan persalinan tidak di bawah usia 20 tahun karena risikonya berbahaya bagi ibu dan bayi,” ungkapnya.
Dirinya memaparkan awal terjadinya kehamilan yang biasanya ditandai dengan tidak mengalami menstruasi selama 4 minggu. Selain itu, tanda-tanda lain juga terlihat dari perubahan fisik maupun psikis.
“Tanda-tanda kehamilan bisa mirip dengan gejala sebelum kita menstruasi. Seperti kram pada perut, di samping terlambat menstruasi, kemudian sering merasa lelah, mual-mual, sering buang air kecil, hingga rasa tidak nyaman pada payudara membesar,” terangnya.
Dibandingkan dengan yang hamil di usia 20-30 tahun, lanjutnya, hamil dan melahirkan diusia dini memang jauh lebih berisiko, diantaranya yakni, risiko kematian ibu dan bayi dan risiko kelainan pada bayi
“Perempuan yang hamil di usia muda, terutama mereka yang tidak mendapat dukungan dari keluarga dekat atau pasangannya, berisiko tinggi tidak mendapat perawatan yang memadai di masa kehamilan. Padahal masa kehamilan adalah periode penting yang rawan komplikasi. Kebutuhan nutrisi yang tidak tercukupi dengan baik dapat menyebabkan kelainan atau cacat bawaan lahir,” paparnya.
“Kondisi seperti ini dapat mengganggu perkembangan janin hingga mendatangkan komplikasi seperti bayi yang lahir prematur,” imbuhnya.
Dijelaskan, remaja yang mengandung di bawah usia 18 tahun memang lebih berisiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan di bawah normal. Selain itu juga bisa menyebabkan depresi pasca-melahirkan.
Sebagai tenaga medis, dr Puji Rohani juga mengingatkan kepada remaja Tunggulrejo agar senantiasa menjaga kesehatan dan imun tubuh di masa pandemi covid-19.
“Saya menghimbau kepada adik-adik remaja ini untuk membiasakan adaptasi baru di tengah pandemi ini dengan selalu menerapkan 3 M dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya dengan selalu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak,” pungkasnya.(Gus)