Harga Kedelai Melambung, Ukuran Tempe dan Tahu Mengecil

0
433
- iklan atas berita -

 

Metro Times Kendal – Dampak dari kenaikan harga kacang kedelai import, para pengrajin tempe terpaksa mengurangi ukuran tempe dan tahu dari sebelumnya menjadi lebih kecil.

Tak hanya itu, mahalnya harga kedelai import juga banyak dikeluhkan oleh para pengrajin tempe tahu.

Salah seorang pengrajin tempe Desa Penaruban Kecamatan Weleri Kendal Haji Tiban mengatakan, dengan mahalnya harga kedelai terpaksa para pengrajin mengurangi ukuran tempe, sebab kalau di naikkan harganya para konsumen akan mengeluh.

“Kami mengurangi ukurannya tapi harganya tetap sama, karena itu satu-satunya jalan bagi para pengrajin tempe,” ungkapnya, rabu (7/1/2021).

ads

Ia juga mengungkapkan, hingga saat ini harga kacang kedelai terus naik, hingga tembus sembilan ribu limaratus membuat produsen tahu dan tempe juga mengurangi bahan baku produksi tempe dan mengurangi ukuran produk tahu tempe.

“Pengrajin sulit menaikkan harga penjualan produk tahu dan tempe, sebab saat ini daya beli masyarakat rendah,” terang Haji Tiban.

Lebih lanjut ia mengatakan, cara mengurangi jumlah produksi dan mengurangi ukuran dilakukan untuk menghindari komplain dari para pembeli jika harga dinaikkan.

“Kita siasati dengan mengurangi ukuran yang tadinya harga tempe 3 ribu per biji sekarang harga tiga ribu dibagi dua sehingga ukuran tempe menjadi tipis,” jelasnya.

Haji Tiban menuturkan, biasanya dalam satu hari bisa produksi sampai 1 kwintal, namun kini karena harga kedelai naik maka dalam sehari hanya produksi 50 kilogram saja.

“Produksi sekarang juga menurun, hanya limapuluh kilogram saja sehari,” terangnya.

Sementara Ketua Primer Kopti Harum Weleri Kendal, Rifai mengatkan kenaikan kedelai saat ini mencapai dua ribu limaratus perkilogram.

“Harga itu di tingkat koperasi, kalau diluar koperasi saat ini bisa mencapai Rp 10.000 perkilogram dari harga sebelumnya, yakni Rp 7.500,” katanya.

Selama ini, lanjut Rifai, para pengrajin tahu tempe hanya bertahan dengan mengurangi takaran. Menurutnya, menaikkan harga jual sangat sulit karena kondisi ekonomi yang masih lesu.

“Kalau berhenti juga enggak mungkin karena itu sebagai penopang ekonomi keluarga, maka dengan segala kendala mereka tetap melakukan produksi,” tandasnya.

Sebagai informasi, kenaikan harga kedelai terjadi sejak 6 bulan terakhir. Yang semula harganya enam ribu lima ratus terus merangkak naik. Dan puncaknya pada bulan Desember 2020, harga kedelai impor mencapai sembilan ribu lima ratus hingga sepuluh ribu.(Gus)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!