- iklan atas berita -

Metro Times (Surabaya) – Wakil Ketua MPR RI, Dr. H.M.Hidayat Nur Wahid, M.A bersama tokoh Ikatan Da’i Indonesia (IKADI), menggelar Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan.

Anggota DPR RI Ir.H. Sigit S, Sekjen MUI Jatim Ustad M.Yusuf, Dandim 0831 Surabaya Timur dan perwakilan Polrestabes Surabaya Kompol Drs. Bagus Dwi Rosiawan hadir dalam acara sosialisasi empat pilar kebangsaan yang dilaksanakan di Gedung Wanita Candra Kencana, Jl. Kalibokor Selatan Surabaya.

Pada kesempatan ini, Hidayat Nur Wahid kembali memberikan pemahaman empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mencegah agar tidak terpengaruh dan tergelincir dengan kehidupan yang negatif.

Empat pilar hendaknya sebagai pegangan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Karena itu harus kita cegah pengaruh – pengaruh negatif dengan pembekalan dan pemahaman empat pilar kebangsaan ini.

ads

“Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang membingkai dan melandasi serta jadi pilar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, harus dipegang teguh agar negara kesatuan tetap terpelihara,” ujar Hidayat Nur Wahid.

Menurut dia, persatuan dan kesatuan bangsa harus terus dipelihara dan diperjuangkan. Harapannya, agar negara terus bersatu dalam NKRI.

“Agar kehidupan bangsa Indonesia semakin kokoh, hendaknya segenap komponen bangsa, disamping memahami dan melaksanakan Pancasila, juga secara konsekuen menjaga sendi – sendi utama lainnya, yakni UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Wakil Ketua MPR RI itu.

Hidayat lebih lanjut mengatakan, Pancasila sebagai ideologi bisa mengikat bangsa Indonesia yang demikian besar dan majemuk. Pancasila adalah konsesus nasional yang dapat diterima semua paham, golongan, dan kelompok masyarakat di Indonesia.

Dalam posisinya, Pancasila merupakan sumber jati diri, kepribadian, moralitas, dan haluan keselamatan bangsa.

“Apabila kita menyadari bahwa kunci dari kebhinekaan adalah bagaimana kita bertoleransi dan tenggang rasa. Bagaimana kita dapat menghargai sesama manusia, agama, suku dan lain – lain,” ujarnya.

Bhinneka Tunggal Ika, dalam kehidupan berbangsa dan negara harus menjadi anugerah yang harus terus dijaga. Jadi, generasi muda harus memahami betul empat pilar kebangsaan agar bisa benar – benar diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Kita tidak boleh membeda – bedakan,” katanya.

Dia juga berharap meskipun berbeda agama, suku, dan ras, namun kita tetap satu dan bersaudara dalam konteks NKRI. Tidak boleh saling hujat. Jika itu terjadi, negara ini, bisa bubar. Apalagi tidak ada negara dengan kebhinekaan seperti di Indonesia.(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!