Jawab Meroketnya Harga Kedelai, Pemkab Kendal Siapkan Kebijakan Sebagai Solusi Jangka Panjang

0
487
Wakil Bupati Kendal, H Windu Suko Basuki saat melantik pengurus Primkopti Harum Kendal periode 2021-2026 di Aula Dekopinda Kendal, Sabtu (27/2).
- iklan atas berita -

Metro Times Kendal – Pemerintah Kabupaten Kendal akan serius menangani permasalahan meroketnya harga kedelai import dan kelangkaan pupuk bersubsidi.

“Permasalahan itu harus kita benahi bersama, kita bedah dari hulu hingga hilir agar kita tahu permasalahan sesungguhnya,” kata Wakil Bupati Kendal, H Windu Suko Basuki usai melantik pengurus Primer Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Primkopti) Harum Kendal, di aula gedung Dekopinda Jalan Taman Makam Pahlawan Kendal, Sabtu (27/2/2021).

Melihat kondisi kesuburan tanah di Kabupaten Kendal, katanya, Pemkab Kendal akan menyiapkan kebijakan-kebijakan untuk memaksimalkan sektor pertanian agar kebutuhan kedelai tercukupi.

Terkait upaya penekanan harga kedelai, menurut Basuki peran koperasi paling menentukan. “Begitu juga tentang pupuk, kelangkaan pupuk bersubsidi terjadi karena kurangnya pengelolaan. Tak hanya itu, penyampaiannya kepada masyarakat juga kurang,” terangnya.

Menyikapi hal ini, ke depan akan dilakukan upaya-upaya pembenahan manajemen bersama semua dinas terkait.

ads

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Kendal, Alfebian Yulando mengatakan, selama ini Primkopti Harum Kendal bersama dengan importir telah melakukan operasi pasar untuk menekan mahalnya harga kedelai.

“Karena keterbatasan dari importir yang diberikan kepada koperasi menyebabkan operasi pasar kurang maksimal. Kebutuhan yang diberikan tidak cukup sampai tiga bulan,” ujarnya.

Dikatakan, ke depan untuk memenuhi kebutuhan kedelai jangka panjang, Pemkab Kendal akan memberikan solusi untuk kebutuhan jangka panjangnya.

“Di masa pandemi ini sedikitnya sudah 20 persen pengrajin tahu tempe yang terpaksa gulung tikar akibat mahalnya harga kedelai,” terangnya.

Di tempat yang sama, Ketua Primkopi Harum Kendal, Rifai menyampaikan, operasi pasar kedelai yang dilakukan beberapa waktu lalu ibarat nguyahi segoro (menabur garam di laut). Pasalnya, kebutuhan kedelai di Kabupaten Kendal per bulannya mencapai 1.000 ton, namun operasi pasar kedelai hanya 130 ton.

“Untuk jangka panjang nanti kita berharap ada kolaborasi antara Primkopti dengan Disdag Kendal tidak hanya tiga bulan, karena mahalnya harga kedelai akan berlangsung sampai akhir tahun,” kata Rifai yang baru saja menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) tutup buku tahun 2020 dan dilantik menjabat Ketua Primkopti Harum Kendal periode 2021-2026.

Ditambahkan, hingga saat ini harga kedelai di pasaran sudah diatas Rp 10 ribu, namun harga di koperasi masih terus diupayakan di bawah Rp 10 ribu.(Gus)

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!