- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Upaya SD Negeri 2 Cangkreplor bersama UPT Puskesmas Cangkrep Kecamatan Purworejo dalam mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah mendapat apresiasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purworejo. Kader Tangguh Covid-19 yang dibentuk di sekolah tersebut dinilai sukses dan layak menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lain.

Apresiasi diberikan Dinkes dalam acara Penyerahan Sertifikat dan Penyematan Pin Kader Tangguh Covid-19 SDN 2 Cangkreplor di sekolah setempat, Kamis (8/4). Hadir dan turut menyerahkan sertifikat secara simbolis antara lain Kepala Dinkes Purworejo yang diwakili Kasi Upaya Kesehatan Dasar dan Rujukan, Seri Suprapti SKm MM, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Purworejo yang juga Korwilcambidik Kecamatan Purworejo, Irianto Gunawan SPd, Kepala UPT Puskesmas Cangkrep, dr RR Nawang Sukestiningsih, Pengawas TK-SD Wilcambidik Kecamatan Purworejo, Darso MPd, serta Kepala SDN 2 Cangkreplor, Margono SPd.

“Kami mengapresiasi atas kepedulian sekolah bersama UPT Puskesmas Cangkrep dalam upaya penanggulangan pandemi dengan membentuk Kader Tangguh Sekolah. Karena kami jujur bahwa Covid-19 ini adalah masalah bersama dan menjadi tanggung jawab bersama,” kata Seri Suprapti.

Menurutnya, penanganan Covid-19 menuntut perubahan perilaku yang mengarah pada pembudayaan protokol kesehatan (Prokes). Adanya kader tangguh sekolah relevan dengan tuntutan itu mengingat lewat sekolah karakter siswa dapat terbentuk.

ads

“Yang menarik di sekolah ini, pionir Prokesnya adalah anak-anak. Bagi bapak ibu guru, silakan inovasinya terus dikembangkan, sampaikan pesan-pesan edukasi kesehatan dengan bahasa anak sehingga dapat berjalan dengan baik,” ungkapnya.

Dari aspek kesehatan, Seri menyatakan bahwa Dinkes selalu siap untuk memberikan pendampingan dan fasilitasi. Diharapkan, kolaborasi antara bidang kesehatan dengan pendidikan ini dapat terus berlanjut.

“Jangan berhenti sampai di sini, lanjutkan dengan pengembangan inovasi. Apalagi kalau melihat infrastruktur dan penataan sekolah di sini sudah samgat indah, impian kami bisa jadi lokasi studi banding sekolah lain,” tandasnya.

Apresiasi senada diampaikan Irianto Gunawan. Menurutnya, warga sekolah khususnya anak-anak di SDN 2 Cangkreplor yang piawai dalam penerapan prokes layak mendapat sertifikat. Pihaknya berharap, upaya serupa dapat diterapkan sekolah-sekolah lain.

“Harapannya ini bisa melebar ke SD-SD lain di Purworejo, khususnya di sekitar Puskesmas Cangkrep,” katanya.

dr RR Nawang Sukestiningsih menjelaskan bahwa Kader Tangguh Covid-19 merupakan program inisiasi dari UPT Puskesmas Cangkrep yang digulirkan sejak Juli 2020. Tujuan umumnya yakni pencegahan dan pengendalian Covid-19 di lingkungan sekolah. Secara khusus, menurunkan angka kesakitan Covid-19 di lingkungan sekolah, Pemberdayaan warga sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam mencegah dan mengendalikan Covid-19, serta persiapan pembelajaran menuju adaptasi kebiasaan baru.

“Program ini berawal dari kegiatan sosialisasi penyelenggaraan pembelajaran tahun ajaran baru pada 6-7 Juli 2020, lalu kita tindak lanjuti dengan Pelatihan Kader Sekolah pad 10 Agustus, Monitoring Hasil Evaluasi sejak September sampai Februari 2021 dan pembentukan Kader Sekolah Tangguh Covid-19 pada April 2021,” jelasnya.

Diungkapkan, ada sejumlah sekolah yang menjadi binaan UPT Puskesmas Cangkrep. Namun, berdasarakan hasil evaluasi, SDN 2 Cangkreplor dinilai paling komitmen dalam menjalankan program.

“Peran serta kesadaran kepala sekolah, guru, karyawan, hingga siswa di sini paling baik. Sekolah ini paling komitmen menjalankan program. Harapannya sekolah lain termotivasi untuk menerapkan,” ungkapnya.

Sementara itu, Margono SPd menyebut menyampaikan terima kasih atas pendampingan dari UPT Puskesmas Cangkrep. Saat ini, ada 10 kader yang terbentuk, terdiri atas 4 siswa kelas 4 dan 6 siswa kelas 5. Dalam pelaksanaannya, mereka didampingi oleh Satgas Sekolah.

“Sejak ada program ini, Alhamdulillah membangkitkan kesadaran penerapan 5M, anak-anak otomatis bisa menerapkan Prokes. Untuk penularan sampai saat ini juga tidak ada, termasuk warga sekolah,” sebutnya.

Menurutnya, pembelajaran menerapkan metode konsultasi terprogram dengan intensitas pertemuan sepekan 3 kali masuk dan jumlah siswa yang masuk hanya 50 persen. Pengetatan Prokes di sekolah dimulai sejak orang tua/wali siswa datang mengantar hingga siswa kembali dijemput pulang.

“Orang tua siswa juga mendukung. Jadi anak-anak otomatis bisa menerapkan Prokes,” tandasnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!