MetroTimes ( Wonosobo ) Wonosobo merupakan Kabupaten dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani. Selain sayur mayur seperti kentang, kubis, wortel dan tomat yang berada di pegunungan. Desa Kalidadap juga memiliki potensi alam dan pertanian yang luar biasa melimpah, seperti padi menjadi komoditas utama. Namun disamping itu, tanaman seperti Jagung,kemukus, dan kencur juga tak luput dari perhatian.
Wahono, Selaku Kepala Desa Kalidadap Membenarkan tentang kekayaan potensi di bidang komoditas. Menurutnya, Kalidadap adalah Lumbung Beras di Wonosobo. Namun kesejahteraan petani, belum begitu maksimal disamping itu alat penunjang dan infrastruktur pertanian perlu menjadi sorotan Pemerintah Daerah.
” Tak hanya pertanian, Kalidadap juga memiliki aset unik, yaitu sungai ” LUK ULO”, di sinilah berlimpah batu mineral dengan kualitas tinggi, sebagai batu hias dan akik,” Jelas Kades saat diwawancarai di kediamanya, Dusun Melokan Kalidadap, selasa (13/12).
” sebagai petani padi, warga kami memiliki kepuasan tersendiri walaupun secara manajemen mungkin hanya cukup untuk kebutuhan sehari hari. Irigasi menjadi keluhan utama masyarakat kami, karena ini unsur penting untuk pengolahan sawah “. Pungkas Kepala Desa.
Kepala Dusun Watu Urip yang tergabung dalam kelompok tani ” Margo Tani “, juga menyampaikan keluhan kurangnya obat pemberantas hama Tikus ( Timex ), Dolomit, Pralon air komunal, hingga Urea.
” yang sangat perlu bagi petani di sini selain obat hama, alat produksi pertanian seperti traktor, mesin pencacah damen untuk pakan ternak juga kurang, padahal dalam setahun, Desa Kalidadap menghasilkan kurang lebih 400 Ton beras. Belum termasuk jagung, kapulaga, kelapa ,” terang Kepala Dusun Watu Urip.
” Pengolahan lahan bergantian jenisnya, ketika kemarau yang ditanam jagung, sereh, kapulaga,kencur, kalau musim penghujan tanam padi, yang sulit disini traktor sama mesin cacah damen, ” beber Dar salah satu petani.
Sebagai lumbung beras, Kalidadap perlu disentuh secara mendalam oleh pemerintah, sejalan dengan berhasilnya program penurunan stunting dan jambanisasi secara maksimal, sekaligus menggairahkan potensi di dalamnya. ( Arr )