Korban Penyalahguna NAPZA dan ODHA Harus Berdaya

0
586
Para peserta tengah mengikuti pelatihan ketrampilan tataboga di Aula Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) AT-TAUHID Semarang di Jalan Gayamsari Selatan II RT 3 RW 3 No 41 Kelurahan Sendangguwo Tembalang Semarang, Senin (2/11).
- iklan atas berita -

Metro Times Semarang – Tiga puluh perempuan yang masih berusia produktif yang merupakan korban penyalahgunaan NAPZA dan ODHA selama lima hari, mulai senin-jumat (2-6/11) mengikuti kegiatan pembinaan ketrampilan tataboga di aula Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) AT-TAUHID Semarang di Jalan Gayamsari Selatan II RT 3 RW 3 No 41 Kelurahan Sendangguwo Tembalang Semarang yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang bekerjasama IPWL AT-TAUHID Semarang dengan menunjuk tim LPK LALITA Kota Semarang sebagai pemandu (Pelaksana) pelatihan.

Instruktur LPK LALITA Kota Semarang, Indriyani menuturkan, selama lima hari ini pihaknya mengajari peserta membuat aneka makanan (Jajanan), kue dan masakan, mulai teori sekaligus praktek. “Hari pertama ini kita ajari membuat onde-onde isi kacang ijo, hari ke-2 onde-onde ketawa dan tompo solo, hari ke-3 membuat nogosari Bandung, bothok telur asin, hari-4 makroni supel dan keu manja, adapun hari terakhir membuat soto Sukaraja,” ucapnya disela pelatihan ketrampilan tataboga, Senin (2/11).

Perempuan yang telah menggeluti usaha katering dan menjadi instruktur tataboga tujuh tahun silam ini menjelaskan, di saat pandemi seperti ini mencari pekerjaan tidak mudah, pelatihan ketrampilan tataboga ini juga bisa menjadi solusi untuk mendapat penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi para korban penyalahgunaan dan ODHA “Saya berharap, para peserta ini setelah pelatihan ini, mereka bisa praktek membuat kue atau makanan sendiri, bisa untuk pengajian, arisan, bisa menerima pesanan atau usaha mandiri sehingga ada manfaat dan ada nilai tambah dari sisi ekonomi,” urainya

Masih menurut Indriyani, mereka bisa pro aktif berkomunikasi menyampaikan kepada pihak RT, RW hingga kelurahan bahwa telah mengikuti pembekalan ketrampilan dari Dinsos Kota Semarang. “Begitu mereka (Para pemangku kepentingan, red) tau bahwa teman-teman punya keahlian dan usaha mandiri pasti pada membeli atau memesannya,” klaimnya.

Direktur IPWL Yayasan Rehabilitasi AT-TAUHID Semarang, Singgih Yonkki Nugroho menuturkan para penyalahguna NAPZA dan ODHA setelah melakukan rehabilitasi tentu ingin mendapatkan output yang jelas, yakni; sebuah ketrampilan supaya kedepanya ada kemandirian. Gayung bersambut hari ini Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinsos memberikan fasilitasi pembekalan ketrampilan. Jadi sangat tepat dan sangat bermanfaat. “Dari pelatihan ini, kami berharap para peserta bisa mengambil manfaat dan mempraktekkan (Mengaplikasikanya) ilmu yang diperoleh di lingkungannya masing-masing atau bisa untuk berwirausaha,” pintanya.

ads

Sementara itu, Kepala Dinsos Kota Semarang, Muthohar menuturkan, Dinsos Kota Semarang tidak sekedar melakukan pembinaan dan memberikan pelatihan saja, namun juga melakukan pendataan dan pengelolaan data penyandang masalah kesejahteraan sosial dan potensi serta sumber kesejahteraan sosial, hal tersebut sesuai Peraturan Menteri Sosial (Permensos) RI Nomor 08 Tahun 2012. “Kami berharap pelatihan ketrampilan ini outcame-nya jelas, setiap tahun pelatihan harus ada hasil yang bisa disampaikan. Intinya pelatihan ketrampilan ini benar-benar bermanfaat dan berdampak positif sehingga grafik penyalahgunaan NAPZA dan ODHA bisa turun,” pungkasnya. (af).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!