- iklan atas berita -

Metro Times (Semarang) Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) tahun 2019, bertekad menghijaukan kampung nelayan Tambaklorok dan Tambakrejo, melalui agenda aksi penanaman 1000 pohon mangrove yang dilaksanakan di Bekas TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di Kampung Tambakrejo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang.

Aksinya sendiri disukseskan berkolaborasi dengan Kelompok Peduli Lingkungan (KPL) Cinta Alam Mangrove Asri dan Rimbun (CAMAR) Semarang. Tekad mahasiswa tersebut memang patut diacungi jempol, apalagi belum lama ini kampung Tambaklorok sempat viral di media sosial, akibat kedatangan Capres nomor urut 1, Joko Widodo dan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, dimana keduanya mengklaim dalam media sosialnya datang tanpa pengawalan.

Koordinator mahasiswa KKN Unnes Tahun 2019, Mardha Ferry Yanwar mengatakan aksi ini adalah wujud keprihatinan mahasiswa KKN UNNES, karena merasakan prihatin bagaimana rob menerjang pemukiman. Untuk itu, pihaknya mencari solusi konkrit dengan melakukan aksi penanaman mangrove. Menurutnya, melalui aksi tersebut, nantinya dapat bermanfaat untuk seluruh lapisan masyarakat di Semarang.

“Ini harus menjadi perhatian serius, kalau tidak segera ditanggulangi lama-lama Semarang akan tenggelam. Kami ingin memulainya dari sekarang meskipun aksi kecil, namun nyata,”kata Mardha Ferry Yanwar, didampingi seluruh anggotanya.

Ketua KPL Camar Semarang, Juraimi, menyampaikan keprihatinannya, atas abrasi dan rob di wilayah tersebut. Apalagi dirinya merupakan, warga Tambakrejo, yang juga tinggal di wilayah itu. Pihaknya juga menyambut baik, atas aksi mahasiswa KKN UNNES, yang turut bisa merasakan keprihatinan akibat wilayah tempatnya mengabdi, hampir setiap hari terkena dampak dari air pasang, bahkan terkadang hamper memasuki areal perkampungan.

ads

Saat saya kecil, untuk mencapai bibir pantai itu jaraknya kurang lebih 1,5 KM mas, tapi sekarang tinggal buka pintu belakang rumah itu sudah laut. Tentu masalah ini seharusnya menjadi pertanyaan umum, ada apa, dan kenapa bisa seperti itu, sehingga masyarakat dan pemerintah harus mencari penyebabnya,”ungkapnya. (jon/dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!