- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Ratusan warga Desa Wadas tetap menolak upaya balai besar wilayah sungai serayu opak (BBWSSO) untuk pembebasan lahan penambangan matrial batu di Desa Wadas Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo. Kamis (26/4/18).

Sosialisasi ini merupakan yang kedua kalinya setelah sosialisasi yang pertama ditolak oleh warga desa wadas beberapa waktu lalu. sosialisasi berlangsung di balai desa wadas pada pukul 14.00 WIB.

BBWSSO terus berupaya untuk berkonsultasi dengan sosialisasikan ke pemilik tanah yang terkena dampak pembangunan bendungan yang digadang-gadangkan tertinggi di dunia itu, namun tetap belum membuakan hasil, lantara para pemilik tanah tetap tidak bersedia tanahnya dijual ataupun kerja sama dengan cara apapun yang ditawarka. Dengan alasan, tanah mereka adalah tanah warisan dari para leluhur yang sudah turun temurun dari jaman ke jaman.

Sekitar 500 orang pemilik petak tanah di Desa Wadas yang terkena dampak penambangan batu memadati balai desa wadas dan puluhan anak muda memadati halaman balai desa dengan teriakan penolakan terhadap penambangan batu di tanah mereka.

ads

Sementara puluhan aparat gabungan yang terdiri dari TNI-POLRI serta Satpol PP berjaga-jaga  di sekitar balai desa untuk menghindari terjadinya tidakan anarkis yang dapat merugikan semua pihak.

Sosialisasi di ruangan balai desa semakin seru, sementara di luar ruangan sekelompok anak muda melakukan aksi dengan seruan menolak adanya tambang batu di desa wadas. Suara teriakan penolakan terus diderungkan dengan dibentangkan spanduk bertuliskan, jangan ambil tanah kami, kami tolak penambangan batu di desa wadas. kata mereka dalam orasi itu.

Sholikun Khasani, yang namanya disebut sebagai salah satu warga yang tanahnya akan terkena pembebasan lahan untuk tambang, pada saat sesi tanya jawab mengungkapkan, tanah kami adalah warisan nenek moyang kami oleh sebab itu kami juga akan mewariskan kepada anak cucu kami, ungkapnya.

“Saya menyatakan menolak penambangan batu di tanah saya, menurut sejarah tradisi dulu desa Wadas pernah di jajahan Blanda, dan mereka juga ingin menambang juga, tapi warga desa Wadas menolak, Alhamdulilah saya selaku penerus bisa menikmati keindahan Desa Wadas sampai saat ini. Kini desa Wadas adalah salah satu penyumbang ikon ke Purworejo dengan Durian Wadas yang enak, oleh sebab itu kami tetap menolak adanya penambangan di Desa Wadas”, kata Sholikun.

Sementara Kepala Bidang BBWSSO, Modesta Tandi Ayu menyampaikan kepada warga pada saat sesi tanya jawab itu, sesuai dengan apa yang menjadi aspirasi warga, panitia pelaksana akan mencatat dan menindaklajuti segera apa yang menjadi pernyataan warga.

“Kami ada disini bersama warga semua yang ada di ruangan ini hanya menjalankan tugas sesuai dengan perintah pimpinan, jika memang itu yang menjadi masukan warga kepada kami, kita juga akan melaporkan. Namun apa yang munjadi program pemerintah sebaiknya warga juga dapat menerimanya dengan baik“, kata Modesta. (Daniel)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!