- iklan atas berita -

Metro Times (Surakarta) Dukungan untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Jokowi-Ma’ruf Amin, pada Pemilu 2019 ini seakan tak pernah berhenti, sejak masa pencalonan, kampanye, hingga tahapan pesta demokrasi hampir berakhir dengan penghitungan hasil perolehan suara. Para relawan di berbagai wilayah memiliki caranya sendiri untuk berkontribusi, mengawal, serta menyukseskan Jokowi. Ada yang terang-terangan dan kerap mewarnai media, ada pula yang gerilya dengan tanpa menonjolkan nama dirinya.

Sri Gunting (55) menjadi salah satunya. Perempuan paruh baya asal Surakarta ini seakan tak pernah kehabisan energi menjadi relawan Jokowi.  Ia yang tercatat sebagai salah satu relawan Jokowi saat Pilpres 2014, pada Pilpres 2019 ini kembali menunjukkan militansinya.

Nama aslinya adalah Sri Mulyaningsih, lahir di Surakarta pada 1 Maret 1964. Ia dikenal oleh rekan – rekannya sesama relawan dengan nama Sri Gunting. Nama tersebut didapatkan oleh ibu dari dua orang anak tersebut dari dunia relawan. Karena berbagai aksinya di facebook yang selalu “menggunting” serangan berita negatif maupun fitnah yang dilancarkan pihak lawan, akhirnya dia dikenal dengan nama Sri Gunting.

ads

Saat metrotimes.news mengajak berbincang, Sri Gunting mengaku rela mengorbankan banyak waktunya menjadi relawan agar Jokowi-Ma’ruf Amin bisa melanjutkan dan mewujudkan program untuk menuju Indonesia maju dan Hebat. Dalam pandangannya,  hanya Jokowi sosok yang patut dan mampu mengemban amanah rakyat.

“Karena beliau sosok yang jujur, tulus ikhlas, mengutamakan kepentingan orang lain, tidak kemaruk untuk berkuasa,” katanya, Selasa (7/5).

Tidak ada yang menyangka jika Sri Gunting yang hanya penjual nasi gudeg di Jalan MT. Haryono, Manahan, Surakarta sejak tahun 2014, kini profesi itu telah ditinggalnya dan beralih ke bisnis online. Partisipasi Sri Gunting dalam dunia politik pilpres 2019 ini. Jauh sebelumnya saat duduk di bangku SMA, Sri Gunting telah bergabung menjadi anggota PMR Kota Yogyakarta dan sering berurusan dengan berbagai kegiatan sosial. Dari situlah kemudian dia tertarik bergabung menjadi anggota PDI Kota Yogyakarta dan saat itu bertugas sebagai korlap dalam mencari dukungan pendanaan partai sejak tahun 1985. Namun, memasuki tahun 1990 dia mulai tak aktif di partai karena telah menikah dengan Agus Purwoko.

Sri Gunting mengaku tidak memiliki hubungan dekat dengan Jokowi. Impiannya sebagai rakyat sederhana, yakni Indonesia mempunyai pemimpin yang mampu mendunia dengan nama besar yang dihormati dan dihargai negara lain.

“Saya tidak ada hubungan apa-apa, saya hanyalah kawulo alit,” lanjutnya.

Namun, tidak banyak yang tahu sepak terjang Sri Gunting dalam perhelatan Pilres 2019. Seperti memiliki ekstra, ia terus bergerak menyasar berbagai pelosok daerah untuk mengabarkan kebaikan tetang sosok Jokowi.

Bahkan, sebelum Jokowi direkomendasikan menjadi Capres, Sri Gunting telah memulai mengumpulkan logistik. Ia mencetak kaos bergambar Jokowi meski saat itu masih dalam suasana Pilgub Jawa Tengah.

Ia lalu mulai blusukan ke Somangari Kaligesing Purworejo dan membagikan kaos ke petani-petani durian. Blusukan berlanjut ke Karang Anyar. Setelah cetak kaos pertama habis, ia lanjutkan cetak yg kedua dengan tulisan belakang sama, “Jokowi lanjut pasti”.

Kemudian dengan kaos depan bergambar Ganjar Pranowo 2 periode, ia kembali blusukan ke Blora. Aksi itu terus berlanjut hingga pertarungan Pilpres 2019 dimulai. Ia kembali blusukan ke Purworejo, Kebumen, Purwokerto, sampai di Sidareja, dan Cilacap.

“Setelah terbentuk TKN dan TKD saya cetak lagi dan tetap blusukan,” lanjutnya.

Hampir seluruh wilayah startegis di Jawa Tengah ia sambangi. Ada beberapa yang butuh perjuangan lebih memang. Namun, hampir sebagian besar warga yang didatangi membeirkan sambutan hangatnya.

“Mojolaban, Sukoharjo  desa yang pendukung kubu lawan pun saya masuki dengan niat baik, mereka akhirnya juga menerima saya dengan senang hati,” ungkapnya.

Sri Gunting mengaku, situasi saat-saat itu kadang sangat mencekam. Antara takut dan niat untuk memenangkan Jokowi berkecamuk jadi satu. Saat paling mendebarkn sekaligus mengharukan antara lain terjadi di desa Jatinegara, Tegal. Desa out paling pelosok dan jauh dari keramaian kota.

Akan tetapi,  semua terbayarkan saat pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin unggul dalam quick count. Rasa bangga dan haru menyatu.

“Hanya rasa syukur yang bisa saya ucapkn dengan tetesan air mata bahagia,” ujarnya.

Miltansi jilid 2 yang dilakukan Sri Gunting untuk Jokowi kini berujung optimistis. Dirinya menaruh harap, Jokowi dapat kembali melanjutkan kepemimpinannya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!