
MetroTimes (Magelang) Anak-anak menangis karena punya suatu keinginan yang tak didapatkan seperti mainan atau baju baru yang bagus mungkin bisa terjadi karena keterbatasan orang tua untuk membelikan. Namun apabila anak itu menangis karena kepengen makan walau (secuil) daging kurban seperti anak-anak dan orang-orang lainya, apakah hal itu sulit didapatkan pada Hari Raya Idul Adha seperti sekarang ini.
Fenomena akan hal seperti ini kadang sering terjadi di beberapa tempat sekitar Dusun Bowongan wilayah Desa / Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang dan sekitarnya. Dimana pada bulan seperti ini kadang hanya ada 1 atau 2 warga yang berkurban seekor kambing, namun kadang juga tak ada sama sekali.
Seperti yang dijelaskan oleh Ady Prasetyo (40), seorang tokoh Pemuda dan tokoh Masyarakat, bahwa di wilayahnya sangat minim para warga yang melakukan kurban.
“Di sini masih banyak warga yang belum mampu melakukan kurban di Hari Raya Idul Adha dikarenakan beberapa faktor, seperti kesadaran dan kepedulian terhadap sesama dan juga karena memang warganya banyak yang kurang mampu dari segi ekonominya,” terangnya Ady Prasetyo yang merupakan tokoh Pemuda dan tokoh Masyarakat di Dusun Bowongan Pakis, Jumat (24/0818).
Adapun jumlah warga di Dusun Bowongan sendiri ada sekitar 80 Kepala Keluarga/KK yang rata-rata mempunyai anak kecil. Apabila kebetulan ada yang melakukan kurban sejumlah diatas pastinya tidak akan mampu membagikan secara merata ke masyarakat.
Lanjut Ady, tidak terelakkan lagi anak-anak yang semalaman sudah dengan semangatnya bertakbir hingga pagi, dan selanjutnya mengikuti Sholat Ied di Masjid dengan khusu’, setelah itu berharap nantinya ada orang yang berkurban dan mendapatkan bagian daging tersebut, namun kadang mereka hanya mampu berharap dalam angan, bahkan tak jarang ada yang menangis karena tak didapatkanya daging yang mereka tunggu-tunggu. Ahirnya anak-anak itu pulang dengan wajah tertunduk lesu serta hanya mampu membayangkan betapa senangnya menunggu Ibunya memasak dan segera menikmati lezatnya daging kurban bersama dengan anggota keluarga lainnya.
Adanya kejadian seperti itu, Ady Prasetyo merasa iba dan tersayat hatinya, kenapa itu terjadi di sekitarnya, kenapa anak-anak dan kaum fakir miskin tidak kesampaian makan daging kurban, yang hanya bisa mereka harapkan untuk ikut menikmati walau hanya satu kali dalam setahun saat Idul Adha seperti ini. Keadaan seperti itu lantas ia berfikir dan melangkah bersama salah satu pemuda di dusunnya untuk mencari donatur yang mau membantu
“Alhamdulillah selama dua hari saya bersama salah satu teman pemuda disini mencoba mencari bantuan dan ternyata masih ada yang peduli. Saya mulai kemarin malam mengambil daging dari seorang teman dengan cara menjemput di lokasi ataupun ketemuan dengan donatur. Ada yang memberi 2,5kg, ada yang 5kg dan ada pula yang mencapai 15kg. Hingga tadi malam terkumpul sebanyak 28kg berupa daging sapi dan kambing, dan pagi ini semua sudah di salurkan kepada semua anak anak dan lansia disini.
“Sebanyak 28 kg daging sapi dan kambing berhasil kami kumpulkan. Dan kemudian kami masak, kemudian kami bagikan kepada anak-anak dan lansia dalam bentuk sudah matang. Semoga mereka dapat menikmati di Hari Raya Idul Adha / Hari Raya Kurban ini” jelas Ady Prasetyo, ketika dimintai keterangan.
Berkat kepedulianya, kini anak-anak di dusunnya bisa menikmati daging kurban seperti yang mereka harapkan, dan adanya keadaan seperti ini diharapkan kepedulian dan kebersamaan akan terjalin guna mempererat kehidupan bermasyarakat serta menggugah kesadaran, kepedulian kita semua dan bisa mengambil pelajaran yang positif. (Arif)