Nadhoman Doa Penutup di Manaqib Syekh Abdul Qodir Al Jaelani Karya Gus Tommy Selalu Menggema di Akhir Majelis

0
14285
Gus Tommy saat memimpin majelis dzikir di Ponpes Hidayatul Qur'an Kaliwungu
- iklan atas berita -

Metro Times Kendal – Bagi masyarakat Kendal, khususnya di Kaliwungu, sosok Gus Tommy sudah tidak asing lagi bagi mereka.

Pria bernama lengkap Muhammad Tommy Fadlurohman disamping seorang penulis buku sejarah, dalam keseharianya dirinya juga seorang guru ngaji disalah satu pesantren di Kaliwungu. Pesantren tersebut yakni Pondok Pesantren Hidayatul Qur’an, sebuah pesantren para penghafal Alquran di Kota Santri Kaliwungu.

Pesantren tersebut didirikan sekitar tahun 90-an oleh seorang ulama yang saat ini disepuhkan di Kaliwungu dan sekitarnya, bernama KH.Muhibbudin Mahfudz Al Hafidz.

Selain sebagai pengajar di Ponpes Hidayatul Qur’an Kaliwungu, Gus Tommy saat ini juga menjabat sebagai anggota DPRD Kendal.

Saat ditemui di kediamannya, Gus Tommy menjelaskan tentang pentingnya pesantren di dalam membangun karakter bangsa.

ads

“Sebelum ada sekolah dan tempat-tempat pendidikan seperti saat ini, pesantren lebih dulu ada dan menjadi solusi dari problematika umat. Saya sangat berharap, kedepan pesantren semakin diperhatikan,” kata Gus Tommy, kamis (19/11/2020).

Gus Tommy juga menyampaikan bahwa disamping peran pesantren, peran TPQ dan madrasah juga sangat penting untuk diperhatikan.

“Selain memberikan perhatian, saat seperti sekarang majelis-majelis ilmu, majelis-majelis dzikir dan majelis-majelis lain yang mendekatkan diri kita kepada Allah dan rosul-Nya serta majelis-majelis yang turut menjadi benteng persatuan dan kesatuan bangsa ini, patut untuk dijaga,” tuturnya.

Sebagai seorang penulis, Gus Tommy membeberkan beberapa buku yang menjadi karyanya, diantaranya yakni, buku sejarah Kaliwungu Buminya Para Kiai dan Benang Leluhur Simbah Mahfudz.

Karya lain Gus Tommy selain dua buku tersebut, dirinya juga membuat sebuah karya berupa nadhoman, yakni ziadah doa dalam nadhoman doa penutup di manakib Syekh Abdul Qodir Al Jailani yang selalu beliau senandungkan di dalam menutup majlis ilmunya.

Syair Nadhomnya berisi doa-doa dan penghormatan kepada Syeikh Abdul Qodir Al Jailani dan Syekh Abu Hasana Assadzily beserta para masyayikh serta Simbah Mahfudz, salah satu ulama Al Quran di Kota Santri Kaliwungu.

Adapun Syair-nya:

Yasir umurona, hasil murodina, irfa” darojatina bimahabatil ula, warzuqna rizqon wasia, bijahi habibina, sayidina al mutsofa, muhammad ibni abdilah, Umdudlna unsurlana,mustajabat dua’ana, min kulli hajatina, biwasilati murobina, Abdul Qodir Aljailani, Abu Hasan Assyadili, Simbah Mahfudz Syarbini wa jamiil masyikhi, dan diteruskan alalkafi solatullah.

Adapun makna doa diatas,: “Mudahkanlah setiap urusan kami, berilah setiap yang menjadi keinginan kami, angkatlah derajat kami rasa cinta yang agung, berilah rezeki yang banyak dengan atas nama seorang yang kami cintai, tuan kami Al Mustofa Muhammad putra Abdullah, tambahlah kebaikan pada kami, tolonglah kami, kabulkanlah doa-doa kami dari semua hajat hajat kami, dengan wasilah orang yang dekat dengan hati kami, yakni Kanjeng Syekh Abdul Qodir Al Jailani, Imam Abu hyasan Assadily dan Simbah Mahfudz Sarbini serta semua yg menjadi guru-guru kami,”. (Gus)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!