Metro Times (Semarang) Pejabat utama jajaran Kodam IV/Diponegoro dan Polda Jateng beserta Persit dan Ibu Bhayangkari menggelar Nonton Bersama (Nobar) Film Sultan Agung The Untold Story di Cinema XXI Paragon Jl.Pemuda No. 119 Semarang, Selasa (9/10).
Acara yang dipersembahkan dalam rangka memperingati HUT ke 73 TNI dan HUT ke 68 Kodam IV/Diponegoro ini, dihadiri oleh Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos., M.Si., Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, Produser Film Ibu Hj. DR. BRA. Mooryati Soedibyo, S.S., M. Hum., Kakanwil BRI Bpk. Fidri Arnaldy, Gubernur Akpol, Kasdam, Wakapolda, Wakil Walikota, Perwakilan Keluarga Keturunan Sultan, para Pejabat Utama Kodam dan Polda, serta Ketua Pesit dan Ketua Bhayangkari beserta pengurus.
Film berdurasi dua jam lebih ini menggambarkan perjuangan Raja Mataram Sultan yang tidak ingin ditindas oleh penjajah Belada. Namun dalam perjuangan beliau, ternyata tidak didukung oleh beberapa kelompok. Terdapat kelompok kecil yang berseberangan dan menghianati Raja serta memanfaatkan keadaan tersebut untuk memenuhi kepentingan pribadinya. Mereka berusaha merusak strategi Sang Raja dengan menjadi mata-mata Belanda, sehingga perjuangan beliau banyak menelan banyak korban jiwa.
Usai Nobar, Pangdam IV/Diponegoro menyampaikan, bahwa Kodam dan Polda sudah beberapa kali menggelar acara nonton bersama, karena Kodam dan Polda memang sudah sangat solid dan kompak.
Sepertihalnya film yang baru kita saksikan, dari sana banyak pelajaran yang dapat kita ambil. Selain semangat patriotisme, nasionalisme dan kejuangan yang ditunjukkan oleh Sultan Agung, bahwa perjuangan jaman dahulu dan perjuangan jaman sekarang adalah sama. Ada kelompok-kelompok tertentu yang mendukung dan ada pula kelompok yang menghianati pemerintah hanya untuk kepentingan sendiri dengan cara menghambat perjuangan yang telah direncanakan.
‘Disini menunjukka bahwa kedalam, soiliditas, kekompakan dan kerjasama sangat diperlukan dalam mencapai sebuah kemenangan”, tegas Pangdam.
Apabila masyarakat terutama para generasi muda banyak yang menonton film ini dihadapkan dengan era kekinian itu luar biasa. Selain perjuangan melawan ancaman dari luar, ternyata didalam sendiri perlu adanya soliditas, “sangat diperlukan”, imbuhnya.
Dan apa yang dilakukan Kodan dam Polda adalah untuk memberikan gambaran bahwa TNI-Polri di Jawa Tengah sangat solid. Dan soliditas ini juga harus dilakukan oleh semua komponen masyarakat, bukan hanya TNI dan Polri saja, pungkasnya. (Daniel)