Metro Times (Papua) Benny Wenda, sosok pemimpin United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda, membuat pernyataan mengejutkan. Betapa tidak, Ia meminta dukungan dari China dan rela menyerahkan tanah papua ke negeri bambu tersebut.
Benny Wenda, secara terang-terangan mendeklarasikan diri sebagai Presiden, bulan Desember tahun 2020 lalu. Ia juga telah mengumumkan Kabinet, dari kesiamanya di Inggris. Padahal hingga detik ini Papua masih merupakan bagian dari Indonesia.
“Hari ini kami mengumumkan kabinet Pemerintahan Sementara dan 12 departemen di dalam #WestPapua yang didedikasikan untuk hak asasi manusia dan keadilan iklim. Momen bersejarah dalam perjuangan rakyat saya,” tulis akun Twitter @BennyWenda pada 4 Mei 2021, seperti dikutip Zonajakarta.com.
Ada 12 Departemen yang dibentuk secara sepihak oleh Benny Wenda, yakni :
1.Departemen Luar Negeri
2.Departemen Lingkungan dan Kebijakan Hijau Negara
3.Departemen Dalam Negeri
4.Departemen Hak Semua Makhluk dan Keadilan
5.Departemen Urusan Politik
6.Departemen Urusan Indonesia
7.Departemen Urusan Melanesia
8.Departemen Urusan Wanita
9.Departemen Sosial dan Budaya
10.Departemen Kepolisian
11.Departemen Pertahanan
12.Departemen Keuangan
Benny lantas menunjuk saudaranya, Mathias Wenda sebagai komandan tertinggi Tentara Papua Barat.
“Demi mewujudkan visi kami untuk Papua Barat yang merdeka,” ujar Benny Wenda.
Setelah Benny Wenda mentasbishkan diri sebagai Presiden, ia kehilangan dukungan dari Australia dan Selandia Baru. Kedua negara tersebut menarik dukungannya kepada Wenda lantaran ingin tetap menjalin hubungan diplomatik yang sehat dengan Jakarta.
Mendapati kenyataan itu, Benny Wenda menumpahkan kekesalannya dengan menyebut Indonesia sedang melakukan Genosida terhadap warga Papua.
“Indonesia melakukan genosida secara perlahan di tanah Papua,” ujar Wenda seperti dikutip zonajakarta.com dari The Australian, Jumat 7 Mei 2021.
Kini Benny Wenda bingung mencari dukungan lain supaya klaim dirinya sebagai presiden Papua tidak luntur.
Saat ini Benny Wenda sedang melakukan pendekatan ke China agar Papua bisa didukung kemerdekaannya dengan cara persis seperti Kepulauan Solomon.
“Jika mereka (China) mendukung kami, maka saya akan menyambut mereka dengan tangan terbuka,” kata Wenda.