- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Sanggar Seni Swastika menggelar Ujian Tari bagi peserta didiknya di Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo Purworejo, Selasa (18/12). Sejak siang hingga sore, ujian yang dikemas pagelaran berlangsung semarak disaksikan para orang tua serta ratusan pecinta tari Purworejo.

Kegiatan secara simbolis dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Purworejo yang diwakili Kasi Seni Sastra dan Perfilman, Gigih Marsudi. Tampak hadir Pamong Budaya, pejabat Muspika Bagelen, serta pemerintah Desa Kalirejo Kecamatan Bagelen.

Ketua Sanggar Seni Swastika, Zulletri Susanto, mengatakan bahwa ujian digelar untuk mengetahui tingkat penguasaan dan keberhasilan anak didik dalam menempuh pelatihan selama satu tahun. Ujian kali merupakan penyelenggaraan kedua sejak sanggar dibentuk pada 17 Januari 2017. Sebelumnya, ujian hanya digelar di desa setempat.

“Melalui kesempatan seperti ini orang tua dapat mengetahui pencapaian anaknya. Tahun ini kita sengaja mengambil lokasi ujian di Gedung Kesenian agar bisa media hiburan dan apresiasi bagi pecinta tari Purworejo,” katanya.

ads

Disebutkan, ada sebanyak 42 anak putra dan putri yang menjadi peserta ujian. Mereka terbagi atas 8 kelompok penampilan sesuai 3 kelas yang diikuti, yakni A, B, dan C.

“Peserta ujian kali ini telah mengikuti minimal satu semester pelatihan,” sebutnya.

Lebih lanjut Zulletri menjelaskan, meski baru berusia 2 tahun, Sanggar Seni Swastika telah memiliki sekitar 132 anak didik yang rutin melakukan pelatihan di Balai Desa Kalirejo setiap pekan. Mereka tidak hanya berasal dari wilayah Kecamatan Bagelen, melainkan juga sejumlah kecamatan lain seperti Purwodadi dan Ngombol.
Selain anak-anak dan remaja, Sanggar Swastika juga melatih dan melakukan pendampingan bagi usia dewasa, seperti para guru di wilayah sekitar.

“Markas kita di Balai Desa Kalirejo dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa. Ada sekitar empat instruktur dan dibantu oleh pengurus yang semuanya muda-muda,” jelasnya.

Gigih Marsudi dalam sambutannya memberikan apresiasi terhadap upaya Sanggar Seni Swastika dalam melestarikan seni budaya. Terlebih, meski berada di wilayah yang jauh dari kota, Sanggar Swastika mampu menunjukkan kiprahnya dan menarik perhatian warga dari berbagai wilayah.

“Keberadaan Sanggar Swastika sangat membantu pemerintah. Dinas juga sering melibatkan Sanggar ini dalam berbagai even di luar daerah,” sebutnya.

Menurutnya, kebudayaan tidak akan hidup jika tidak ada sanggar-sanggar di daerah yang hidup. Karena itu, pihaknya berharap para orang tua dapat memberikan motivasi kepada anak-anaknya untuk terus aktif mengikuti pelatihan.

“Pemerintah hanya memfasilitasi, kalau tidak direspons masyarakat, maka kebudayaan tidak akan hidup,” tandasnya.

Terpisah, Kabid Kebudayaan Dinparbud Agung Pranoto yang turut menyaksikan pagelaran saat dikonfirmasi memberikan apresiasi senada.
“Secara prinsip kita mendukung penuh keberadaan sanggar. Ke depan akan kita kumpulkan seluruh pengelola sanggar untuk bersama-sama merumuskan kemajuan seni budaya di Purworejo,” ungkapnya.

Sementara itu, Tri Marzuningsih, orang tua dari peserta ujian, mengaku bangga dapat menyaksikan penampilan anaknya, Maycha Azahra, di panggung dengan banyak penonton. Menurutnya, sejak bergabung dalam Sanggar Swastika pada Juli lalu, banyak bakat dan kemampuan yang terlihat dari anak.

“Saya dari Desa Kebonsari Kecamatan Purwodadi. Meski cukup jauh dari Bagelen, tapi puas dan bangga mengikutkan anak di sanggar karena bisa melihat bakatnya. Anak juga jadi punya mental yang baik,” ujarnya. (Daniel)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!