- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Areal pertanian seluas lebih dari 750 hektare (ha) di wilayah Kabupaten Purworejo diserang hama wereng batang coklat pada masa tanam kedua, bulan April sampai dengan September 2020. Jumlah tersebut merupakan sebagian dari total areal persawahan di Kabupaten Purworejo seluas 29.575 ha.

Areal yang terdampak serangan wereng tersebar di 32 desa di 8 kecamatan. Meliputi Kecamatan Pituruh 262 ha, Grabag 185 ha, Purwodadi 144 ha, Ngombol 108 ha, Bayan 20 ha, Kaligesing 8 ha, Bener 3 ha dan Kutoarjo 20 ha.

Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) bersama kelompok tani (poktan/gapoktan), dan pemerintah desa segera berkoordinasi dalam melakukan upaya pencegahan perluasan serangan.

Upaya pengendalian hama salah satunya telah dilakukan pada hari Minggu (10/5), di Desa Kebondalem Kecamatan Kutoarjo. Penyemprotan dilaksanakan secara massal oleh 25 petani dihadiri oleh Kepala DPPKP Wasit Diono SSos, POPT, PPL, serta perangkat desa.

Menurut Wasit Diono, gerakan ini dilakukan setelah ditemukan populasi tinggi di persemaian di atas 200 ekor dalam 10 ayunan jaring, dan lebih dari 10 ekor per rumpun pada tanaman berumur 7-14 hari setelah tanam.

ads

“Luas serangan hama di desa ini mencapai 10 hektare, luas pengendalian yang diperbantukan seluas 7 hektare”, sebutnya.

Upaya penyemprotan massal akan terus digencarkan. Pada Senin (11/5) penyemprotan antara lain berlanjut di Desa Guyangan Kecamatan Purwodadi dan beberapa desa di wilayah Ngombol dan sekitarnya.

Di Desa Guyangan, penyemprotan juga mendapat dukungan penuh dari Pererintah Desa dengan komando langsung oleh Kades setempat, Sidik Harjono. Serta dihadiri Laboratorium pengendalian hama Prrovinsi Jateng wilayah Kedu Taufik, petugas POPT Batin Suyitno, Koordinator BPP Kecamatan Purwodadi Puji Lestari, serta PPL setempat Widodo

“Terus kita lakukan dan tidak mengenal hari libur,” kata Wasit.

Dijelaskan bahwa bahan pengendali berupa pestisida berbahan aktif Buprofezin 10 persen dari Laboratorium Pengamat Hama Wilayah Kedu. Dengan adanya bantuan bersifat stimulan ini diharapkan dapat petani untuk melakukan pengendalian secara mandiri selanjutnya.

Ia menegaskan bahwa pengendalian hama wereng batang coklat harus dilakukan secara bersama-sama.

“Apabila dilakukan secara individu tidak akan efektif, karena hanya memindahkan populasi dari petak satu ke petak yang lain,” tegasnya.

Lebih lanjut diungkapkan, pengendalian hama merupakan bagian penting dalam menentukan keberhasilan produksi hasil pertanian.

“Apabila produksi hasil pertanian bisa berjalan tanpa kendala, maka diharapkan mampu mengamankan ketahanan pangan di daerah,” ungkapnya. (Dnl)