- iklan atas berita -

Meskipun kasus Covid19 di indonesia belum terjadi pelambatan, Pemerintah tengah berencana melakukan pelonggaran PSBB. Presiden Jokowi menyatakan pelonggaran PSBB harus dilakukan secara hati-hati dan tidak tergesa-gesa.

“Mengenai pelonggaran untuk PSBB agar dilakukan secara hati-hati dan tidak tergesa-gesa,” ucap Presiden Jokowi membuka rapat terbatas evaluasi PSBB, Selasa (12/5).

Menurut Refly Harun (pakar hukum tata negara) rencana pemerintah melonggarkan PSBB mengindikasikan pemerintah telah kehilangan semangat dalam menangani pandemi corona, gejala itu tampak pula dari ungkapan Jokowi yang mengajak masyarakat berdamai dengan COVID-19.

Refly Harun

“Berdamai dengan kata lain menyerah. Orang ngajak damai kan menyerah. Ini pemerintah sudah mulai menyerah,” ujar Refly saat dihubungi, Kamis (14/5).

ads
Refly berpandangan sejak awal pemerintah tak punya skema yang jelas dalam menangani pandemi ini. Termasuk kebijakan PSBB yang menurutnya tak signifikan menekan penyebaran corona.
“Kalau menurut saya PSBB enggak ada gunanya, pelonggaran apalagi. Akhirnya pakai teori berdamai dengan COVID-19. Artinya Barangkali kita upayakan masing-masing biar kita selamat, yang enggak selamat apa boleh buat, (pemerintah) seakan lepas tangan begitu aja,” katanya.
Kesalahan pemerintah, kata Refly, karena sejak awal menyepelekan ancaman virus mematikan asal Wuhan ini. Sikap itu membuat pemerintah lalai, tak segera bertindak di saat ancaman itu masih kecil dan mudah ditangani.
Dia menyayangkan pemerintah baru bergerak ketika pandemi corona sudah mulai memburuk. Terlebih jalan yang diambil juga moderat, yakni PSBB.
Padahal menurut Refly, apabila sejak awal pemerintah menerapkan lockdown dan tidak mengedepankan aspek ekonomi, pandemi corona kemungkinan bisa diatasi.
“Karena dari awal ada kesan menyepelekan, ketika masih bisa dihandle tidak dihandle. Ketika tidak bisa dihandle ambil kebijakan moderat, PSBB. Begitu PSBB tidak efektif enggak jelas, mau dilonggarkan karena mikirnya ke dampak ekonomi,” tuturnya.
“Ketika sejak awal (jika) lockdown, masih ada harapan. Kalau sekarang udah kemana-mana corona, ya semakin susah, akhirnya tadi, berdamai,” pungkasnya.