- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Puluhan rumah warga yang retak yang diduga akibat blesting atau pemecahan matrial (batu) keras dengan menunggunakan blaster (peledak) dalam salah satu proyek Bendungan Bener di Desa Guntur, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo siap diperbaiki.

Hal itu disampaikan oleh pihak, PT Waskita Karya melalui Project Manager (PM) Bendung Bener, Dwi Ratno. Dijelaskan bahwa proses perbaikan rumah sudah berjalan. Namun sebagian warga yang menuntut perbaikan, sebagian lagi menunggu hingga proses blasting yang diperkirakan sampai Bulan April 2020 selesai.

“Perlu diketahui, bahwa PT Waskita Karya hanya mengerjakan satu paket pekerjaan yaitu spillway (lubang air untuk bendungan) dan akses jalan masuk dari jalan utama di Desa Guntur ke lokasi dibangunnya Bendungan Bener,” jelas Dwi Ratno saat ditemui metrotimes di kantornya yang didampingi oleh dua stafnya, Selasa (19/11).

Dia melanjutkan bahwa jumlah bangunan terdampak blasting yang sudah dilaporkan ke pihaknya baru 39 dan tambahan baru 9 rumah (belum disurvey), satu mushola, satu MI. Berarti masih ada tiga rumah, dan satu TK.

ads

“Mushola rencana akan kami robohkan dan kami bangun baru karena sudah tidak layak. Jika ada kerusakan lagi, mohon warga segera melapor. Kami akan bertanggung jawab memperbaiki,” tegasnya.

Sementara itu, menurut Amad Yunus (45) warga dusun kalipancer RT 3/5 Desa Guntur saat dikonfirmasi menjelaskan, akibat blasting atau pemecahan material (batu) keras dengan menggunakan blaster (peledak) dalam proyek Bendung Bener di Desa Guntur tersebut. Selain rumahnya, ada puluhan rumah warga lainnya juga retak-retak. Tak hanya rumah, Mushola, sekolah MI Maarif NU, TK Insan Mulia juga ikut terkena dampak.

“Selama beberapa bulan sejak mulai proyek (jalan masuk ke proyek bendungan) dua hari sekali ada peledakan batu (blasting). Rumah saya sampe retak-retak,” kata Amad Yunus (45) warga RT 3 RW 5, Dusun Kalipancer, Desa Guntur, Kecamatan Bener saat ditemui metrotimes di rumahnya. Selasa (19/11).

Rumah yang bersebelahan dengan MI Maarif ini pun menjadi salah satu dari puluhan bangunan yang retak-retak. Semua bagian rumah milik Yunus ketika dilihat retakannya ada bagian kamar tidur, kamar mandi serta ruang tamu yang juga retak laintainya. Paling parah adalah tembok pembatas kamar mandi dan ruang sebelahnya yang retakannya terlihat lebar.

“Perbaikan yang ditawarkan (oleh PT Waskita Karya)hanya ditambal saja. Namanya tembok masa’ cuman ditambal, kami sebenarnya kurang puas dengan opsi yang ditawarkan pengembang namun terpaksa menerima karena sudah ada kesepakatan. Yang penting kalau diperbaiki ya harus maksimal,” kata Yunus.

Terpisah, Ketua RT 4, RW 5 Hamid menjelaskan total rumah yang rusak ada 51 rumah termasuk rumahnya. “Retak-retak rumah kami dipastikan akibat getaran dari blasting karena sudah disurvey semua pihak termasuk dari pihak kepolisian dan TNI. Kalau ada warga yang kurang puas dengan penambalan harusnya disampaikan kemarin saat pertemuan. Sekarang kan semua sudah sepakat,” jelas Hamid. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!