Surabaya ( Metro Times ) – Pelaku Usaha Inacraft Jawa Timur sangat antusias dalam mengikuti pameran Inacraft 2017, pameran yang digelar pada April 2017 di Jakarta Convention Center ini diikuti 87 UKM asal Jatim.
Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handycraft Indonesia (Asephi) Jatim, Abdul Mudjib mengatakan, Jatim memiliki 84 anggota Asephi, belum lagi 34 stand yang disiapkan untuk kalangan Dinas pemerintahan. Sehingga stand yang disediakan sebanyak 87 itu sebenarnya kurang untuk menampung semua UKM. Apalagi panitia tidak bisa menambah kuota untuk Jatim, karena daerah lain juga berminat dalam pameran tahunan ini.
“Mereka banyak tertarik karena pameran ini yang terbesar di Indonesia dan sebagai jembatan menuju ekspor,” ujarnya di sela sosialisasi Inacraft 2017 di hotel Inna Simpang Surabaya, Selasa (20/9).
Inacraft, lanjut Mudjib, merupakan salah satu pameran produk UKM terpenting di Indonesia. Hampir 50 persen produk UKM Jatim yang dipamerkan di ajang itu ditujukan pada pasar ekspor. Jatim masih mengandalkan produk-produk suvenir dan handy craft untuk dibawa ke Inacraft 2017.
Mudjib menambahkan, untuk Inacraft kali ini, Asephi Jatim memprioritaskan produsen, bukan pedagang atau perantara, sehingga anggota Asephi diprioritaskan untuk mendapatkan stand di pameran ini.
Wakil Ketua Asephi Jatim, Yudi Oentoro menambahkan, saat ini peluang untuk ekspor produk handy craft terbilang ketat, sebab negara seperti Vietnam, Thailand dan Filipina juga menggerojok pasar Indonesia dengan produk mereka.
“Tapi kita punya kelebihan di bahan baku yang melimpah,” ujarnya.
Khusus untuk olahan kayu, lanjut Yudi, pasar ekspor tertinggi ke negara Kanada dan Amerika. Selain itu, akhir-akhir ini, barang kerajinan dan mebel mulai merambah China. Sebab untuk handmade atau produk berbahan baku alami dari Indonesia lebih menang dibandingkan China yang banyak bermain di produk olahan.
Sementara itu, Project Officer Inacraft 2017 sekaligus GM sales marketing Mediatama Binakreasi, Hadi Sunarno mengatakan, setiap tahun daftar tunggu permintaan gerai selalu meningkat, sebab pameran ini menjanjikan peluang besar. Pembeli domestik dan mancanegara banyak yang menunggu ajang ini.
Potensi pasar dalam pameran ini juga besar, antara lain dapat dilihat dari penjualan ritel di Inacraft tahun lalu yang mencapai Rp 129,1 milyar, atau jika dihitung per standnya, setiap peserta bisa menghasilkan 19 juta per harinya.
Sementara tahun ini, pihaknya menargetkan penjualan bisa mencapai Rp 138,2 milyar dari 1.307 stand. Atau jika dihitung per stand, peserta ditargetkan bisa menjual Rp 21,2 juta per harinya.
“Ini rata-rata, bisa saja ada stand yang lebih besar pendapatannya atau lebih kecil, tahun ini ditargetkan pertumbuhan paling tidak 7 persen,” ucapnya.( nald. )