Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto, didampingi Kepala STIA LAN Jakarta Prof Nurliah Nurdin dan Dr. Mehmet Akif Demircioglu saat memukul gong pembukaan Konferensi Internasional ICoGPASS II bertema “Enhancing Public Policy and Political Economy Qualities through Global Partnership” yang diselenggarakan STIA LAN Jakarta di hotel Millenium, Senin 21 Oktober 2019 Jakarta Pusat
- iklan atas berita -

METROTIMES, JAKARTA – Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto mengatakan, saat ini dunia semakin tanpa batas, ketiadaan batas tersebut mengakibatkan semakin mudahnya satu kondisi negara atau beberapa negara menghadapi suatu krisis dapat berimbas ke negara lain.

Baik krisis ekonomi maupun politik. Pada kasus-kasus tertentu imbas dari krisis tersebut bahkan berdampak global. Kita masih ingat krisis ekonomi pada tahun 1990-an berdampak krisis ekonomi juga politik dan melahirkan reformasi di Indonesia.

Persoalan sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan khususnya yang berskala global sudah semestinya didekati dengan kemitraan global oleh negara-negara yang memiliki kapasitas dan kompetensi untuk mengatasinya.

“Kita tidak mampu lagi mengatasi masalah dunia hanya dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Kemitraan global pada saat ini menjadi prasyarat bagi setiap negara untuk menghadapi berbagai tantangan global dengan meningkatkan kualitas kebijakan publik dan sistem ekonomi politik,” kata Adi Suryanto saat membuka acara Konferensi Internasional ICoGPASS II bertema “Enhancing Public Policy and Political Economy Qualities through Global Partnership” yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (STIA LAN) Jakarta di hotel Millenium, Senin 21 Oktober 2019 Jakarta Pusat.

Sementara itu, Kepala STIA LAN Jakarta Prof Dr Nurliah Nurdin mengatakan, gap antara desentralisasi dan sentralisasi yang berada di tangan partai politik.

ads

Menurutnya, saat ini politik masih dikendalikan oleh elit politik dan kebijakan publik masih didominasi oleh kepentingan politik. Sehingga perlu desentralisasi politik dan pemerintah harus sejalan.

“Perlunya desentralisasi parpol, perlunya ruang untuk berbeda sikap dan pilihan dan melaksanakan kebijakan “all politic is local” serta parpol sebagai infrastruktur politik,” jelasnya.

Masih menurut Nurliah, Konferensi Internasional ICoGPASS ini adalah kegiatan yang kedua kalinya. Tahun, lalu kata dia, STIA LAN juga menggelar acara serupa.

“Ini adalah kegiatan untuk yang kedua kalinya digear STIA LAN Jakarta. Konfrensi Internasional ini menjadi  sarana untuk mendorong para siswa STIA LAN maupun dari luar khususnya yang mengambil program pasca sarjana untuk menulis dan mempresentasikan buah pikirannya didepan orang lain,” kata Nurliah.

Lebih lanjut dikatakan Nurliah, Konfrensi Internasional saat ini diikuti sekitar 250 peserta yang terdiri dari siswa STIA LAN Jakata maupun perwakilan STIA LAN Bandung, Makassar dan Lampung.

“Ada juga dari Singapura dan Philipina,” jelasnya.

Lebih lanjut dia menambahkan, kedepan, tidak menutup kemungkinan Konferensi Internasional seperti ini akan kita selenggarakan di negara tetangga. Hal itu, kata Nurliah, guna lebih meningkatkan wawasan dan penulisan para siswa.

Dirinya berharap, mahasiswa harus mampu mepublikaiskan hasil tulisannya dalam bentuk jurnal atau kegiatan seperti ini sehingga diketahui banyak pihak.

“Jika kurang baik bisa secepatnya dibenahi,” ujar Nurliah.

Hadir sebagai pembiacara dalam kegiatan tersebut Dr. Mehmet Akif Demircioglu, pakar kebijakan publik dari Lee Kuan Yew School of Public Policy, Singapura. (HP/WT)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!