- iklan atas berita -

 

Metro Times (Surabaya) – Klinik Utama Mata SEC (Surabaya Eye Clinic) bersama Perdami (Persatuan Dokter Spesialis Mata) menyelenggarakan 2nd Scientific Eye Conference dengan tema, “Early Detection for The Best Treatment”, yang diadakan di Geo Mainhall, Hotel Ibis Styles Jemursari Surabaya. Minggu (3/11).

Prof.Dr.dr. Diany Yogiantoro Soebadi, SpM(K), Founder dan Owner Surabaya Eye Clinic mengatakan, pertemuan ini untuk mencegah angka kebutaan di Indonesia, dimana angka kebutaan tertinggi adalah katarak. Karena kita berada di daerah tropis, yang banyak mendapat sinar ultraviolet matahari maka menyebabkan lensa menjadi keruh. Jadi katarak itu bisa terjadi lebih awal, dan lebih mudah. Penyebab kedua kebutaan yaitu Glaukoma, kebutaan bisa diobati dengan jalan operasi, tapi kalau glaukoma mengenai syaraf mata low fashion sulit diobati untuk mereka yang advans untuk glaukoma yang stadium lanjut, kalau deteksinya sejak dini tentu bisa diobati.

Intinya adalah bagaimana mencegah, di bidang kesehatan selalu ada pencegahan preventif, kuratif, edukatif.

ads

“Kami sebagai guru besar, ingin mengamalkan ibadah ilmu-ilmu kita. Kita sebagai pengajar, sebagai pendidik menginginkan agar nanti ini bukan hanya dokter spesialis mata saja, tetapi dokter-dokter umum di puskesmas pun mendapat edukasi, karena sayangilah mata kita, karena mata adalah jendela hati dan hindari dari gejala penyakit,” imbuh Profesor Dyani yang sangat konsen menurunkan kebutaan di Indonesia.


Prof.Dr.dr. Gatut Suhendro M.D.,Ph.D. Konsultan di Surabaya Eye Clinic mengatakan, Surabaya Eye Clinic itu salah satu center mata, pengobatan mata, ataupun diagnosa mata yang tertua kedua, yang pertama itu di Undaan, jaman Belanda sudah ada, lalu baru kita kedua. Kita berharap bisa bermanfaat untuk kesehatan masyarakat Indonesia.

“Apa yang ada teknologi mata yang ada di dunia ini, saat ini sudah ada di Surabaya eye clinic. Alat-alat teknologinya yang kita punya sudah mencapai 95% yang ada dunia ini, itu yang tidak diketahui oleh masyakarat. Dan kita dianggap sama dengan clinic-clinic yang biasa. Bahkan disini di Surabaya Eye Clinic itu guru-gurunya mereka,” ujar Prof. Gatut akan banyaknya kebutaan di Indonesia.

“Jadi pada prinsip kita ingin memberantas kebutaan, tapi kita juga ingin menaikkan strategi pengobatan dalam arti teknologi kita capai yang modern, salah satu contoh yang terkenal yaitu laser mata dan laser lain-lainnya. Surabaya Eye Clinic memiliki laser yang satu-satunya ada di Surabaya dan Indonesia timur, dan ada juga di Jakarta, yang lasernya energi rendah. Laser itu ada 2, laser yang energinya tinggi, sama laser energi rendah. Kalau energinya rendah komplikasinya jauh lebih rendah,” menurut Prof. Gatut.

Lanjutnya, semua punya laser, tapi lasernya energi tinggi dan itu sudah hampir tidak dipakai di negara maju. Ini yang kadang-kadang kita lupa menerangkan pada pasien. Jadi kita memang tidak clinic yang kaya, tetapi kita clinic yang berusaha lebih mengemukakan teknologi secara akademis.

“Himbauan kami kepada masyarakat dianjurkan saat umur 40 tahun keatas anda harus periksa mata, karena disitu orang yang sehat mulai sakit mata, dan yang kedua untuk anak-anak mulai sekolah SD harus sudah diperiksa penglihatannya. Hanya dua itu aja untuk mata. Mata itu untuk melihat, mulai dari anak sekolah (terutama SD) harus diketahui fungsi matanya jangan sampai nanti tidak diketahui fungsi matanya waktu sekolah SMA, dia baru tahu maka sudah terlambat,” tuturnya.

Gadget adalah perkembangan teknologi yang sangat hebat melanda Indonesia, tetapi semua yang hebat belum tentu akibatnya hebat.
“Pada anak-anak sekolah SD dan SMP dianjurkan tidak memakai gadget atau gawai terlalu lama, dan jangan sampai menganggu usia permainan untuk anak dan waktu belajar untuk anak. Karena yang paling bahaya, selain matanya tidak baik, adalah jiwanya bisa menimbulkan kelainan jiwa dan itu sudah terbukti banyak,” harapnya.

Meningkat pengaruh gadget hampir setiap minggu 1 sampai 3 pasien anak-anak yang terlalu over melihat dengan mata untuk gadget, sampai umur SMP, kalau bisa jangan sampai diberi kebebasan terlalu banyak.

Sementara itu, Anggota Dewan Direksi PT Surabaya Eye Clinic dan staf medis di Surabaya Eye Clinic, dr. Dwi. A. Yani menyatakan bahwa, hampir setiap orang mengalami katarak, terjadi diabetik yang ketika refraksi atau ukuran kacamata yang belum stabil, di Surabaya Eye Clinic mampu membuat kacamata itu dihilangkan, dengan teknologi yang dipunyai. Katarak terjadi bahkan bisa ketika pas lahir atau usia 0.

“Kami berupaya keras mengingatkan bagi usia lansia agar segera diperiksa, kita anjurkan saat berumur 40 tahun, karena itu kondisi mata kita mulai sakit, itu mempengaruhi genetik ke depan bagi keturunan anaknya. Anak-anak SD pun juga harus segera diperiksa kondisi matanya. Anak sekolah harus diketahui fungsi matanya, jangan sampai tidak tahu, baru tahu pas waktu SMA, itu sangat terlambat,” beber Yani. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!