- iklan atas berita -

Metro Times, (Purworejo) Tim Sergap (serap gabah petani) Mabes TNI Angkatan Darat yang dipimpin Brigjen TNI Sudarto bersama Kolonel Inf Rochiman dan Kolonel Inf Damar Teguh S, yang didampingi Dandim 0708 Purworejo, Letkol Aswin Kartawijaya, beserta para Danramil sekabupaten Purworejo.

Brigjen TNI Sudarto mengungkapkan, sampai saat ini serapan gabah dari petani Purworejo di Bulog mencapai 38,20%. Hal itu dikemukakan pada saat melakukan monitoring panen padi di Desa Dlisen Wetan, Kecamatan Pituruh, Rabu (26/7/17). sekitar Pukul 13:00WIB.

Brigjen Sudarto menyatakan mengapreasiasi upaya para Babinsa dan petani sehingga pada panen kali ini menghasilkan sekitar 6,3 ton gabah basah perhektare.

Bahkan, katanya, sudah terjadi transaksi antara petani dengan Bulog harga Rp 3.700/kilogram gabah kering panen (GKP) dengan kadar air antara 20-22,%. Sedang ketentuan dari Bulog yaitu kadar air maksimal 25%.

ads

Namun, menurut Sudarto, untuk gabah kering giling (GKG), masih banyak gabah yang tidak bisa dibeli Bulog karena kadar air di atas ketentuan, yaitu 14% dan kotoran maksimal 3%.

“Sudah dilakukan pengecekan terhadap salah satu sampel, ternyata kadar air mencapai 17-18,%. Jadi belum busa masuk ke dalam kriteria bulog,”ujar Brigjen Sudarto.

Sudarto berharap, ke depan produksi gabah petani harus bisa mencapai kriteria yang ditentukan oleh pemerintah maupun Bulog. Sehingga persentase serapan gabah petani meningkat.

Menurut Sudarto, untuk mencapai hal tersebut, para Babinsa dan Bulog harus bisa bersinergi dalam membina para petani sebagai mitra.

Sementara itu Camat Pituruh, Sigit Setyabudi menjelaskan, gabah kering panen yang bisa diterima Bulog kadar airnya maksimal 25%. Sedangkan GKP hasil panen petani lebih rendah dari ketentuan Bulog, yaitu antara 20-22%.

Menurut Sigit, untuk GKG masih perlu dilakukan sosialisasi pendampingan dan pembinaan kepada kelompok petani. Hal itu agar GKG bisa masuk kriteria Bulog dengan kadar air 14%.

Disamping itu, penjemuran gabah juga harus dilakukan secara benar. Yaitu dijemur di atas floor, bukan menggunakan terpal. Sebab, jika masih menggunakan terpal, kemungkinan kering akan lama. Akibatnya kadar air tidak sesuai dengan kriteria Bulog. Ungkap Sigit Setyabudi. (Daniel)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!