SEMARANG, metrotimes.news – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang menggelar Seminar Nasional “The Health Triangle Approach to Preparing High Quality Blood Donors for The Best Patient Outcomes” di aula Pusdiklat PMI Jawa Tengah pada Jumat (14/6/2024).
Seminar tersebut bertujuan mengidentifikasi kualitas darah dari para pendonor dalam layanan Unit Donor Darah (UDD).
Ketua PMI Kota Semarang, Dr. dr. Awal Prasetyo, M. Kes, Sp.THT – KL menuturkan, selama ini para pengelola Unit Donor Darah (UDD) hanya fokus pada proses mengelola darah yang dimulai dari screening atau sejumlah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan seorang yang akan mendonasikan darah melalui pemeriksaan tensi darah, hemoglobin, dan wawancara.
“Seminar nasional ini bertujuan untuk kewaspadaan kesadaran kita terhadap pentingnya mengidentifikasi pendonor darah. Jadi selama ini dalam pelayanan darah kita fokusnya baru pada proses,” terang Awal seusai pembukaan seminar.
Menurut dr Awal, sebaiknya UDD mengidentifikasi pendonor darah yang berkualitas harus mengacu standar sehat dari World Health Organization (WHO). Sebab, kualitas darah dari pendonor (input) sangat berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan pasien (outcame) setelah menerima darah. “Padahal kita paham bahwa faktor input itu sangat berpengaruh terhadap kualitas produk darah yang dihasilkan, yang diharapkan menjadi outcame yang maksimal bagi kesehatan pasien,” ujarnya.
Ia lantas menerangkan, WHO menentukan segitiga kriteria sehat. Yakni keseimbangan sehat secara fisik, psikologi, dan sosial. “Artinya pertimbangan kita mendorong seseorang untuk menjadi pendonor itu harus berpegang pada segitiga sehat itu,” urainya.
Dengan demikian, UDD dapat menjamin kualitas produk darah memberikan dampak yang maksimal terhadap pasien penerima darah. Ia pun menyontohkan bayi tidak bisa menerima darah dari pendonor yang seorang perokok. “Padahal bayi yang baru lahir itu juga ada yang butuh transfusi. Jadi dasarnya itu saja,” ungkapnya.
Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Pramana berharap seminar ini bisa menghasilkan rumusan ilmiah yang diakui secara nasional. Sehingga hal ini akan menjadi sumbangsih dan pengabdian bagi bangsa dan negara melalui PMI Jateng.
“Seminar Nasional untuk mendapatkan darah yang berkualitas berdasarkan rumusan ilmiah bisa dipertanggungjawabkan secara public dan regulasinya. Sehingga darah harus berkualitas dari pendonor yang telah difilter agar penerima donor hasilnya seperti yang diharapkan,” ungkapnya.
Sementara itu, ketua panitia seminar nasional, Salma Nadiyah melaporkan, kegiatan seminar ini mengundang perwakilan PMI Se-Jawa Tengah dan puluhan rumah sakit di Kota Semarang dan sekitarnya yang merupakan mitra PMI Kota Semarang.
Salma melanjutkan, seminar nasional juga merupakan rangkaian Dies Natalis ke-8 Politeknik Bina Prada sebuah Perguruan Tinggi dibawah naungan PMI Semarang. “Politeknik Bina Prada memliki 3 Program Studi yakni Teknologi Bank Darah, Rekam Medis dan Informasi Kesehatan serta Teknik Elektromedik,” pungkasnya. (af).