- iklan atas berita -

Metro Times (Magelang) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, telah memberi kebijakan yang mau tidak mau harus di support, baik penghapusan Ujian Nasional (UN) yang akan di realisasikan pada tahun 2021 maupun program ‘Merdeka Belajar’.

Pagi ini, Minggu tanggal 5 Januari 2020, wartawan metrotimes.news telah berbincang-bincang dengan Orang Nomer 2 di Kota Magelang, yaitu Wakil Walikota Magelang, Dra. Windarti Agustina. Menanggapi kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim tersebut, ia mengatakan kalau Mendikbud yang baru ini punya visi ke depan yang sangat luar biasa.

Menurutnya, selama ini bisa di bilang, kebijakan Pemerintah di dalam Dunia Pendidikan tergolong monoton. Namun, Mendikbud punya terobosan-terobosan. Dan saya pikir tidak ada salahnya kita mengapresiasinya.

“Dilaksanakannya Asesment Kompetensi Minimum dan Survey Karakter sebagai pengganti UN, tentu harus di persiapkan dengan baik. Kami harus mendukung keputusan Menteri, keputusan Presiden. Pemerintah Daerah tinggal melaksanakannya,” terang Wakil Walikota Magelang.

Mendikbud yang memiliki usia relatif muda di ‘Kabinet Indonesia maju’ tersebut memiliki pemikiran di luar kebiasaan, keluar dari buku atau out of the book. Ini bagus, apalagi di negara-negara maju sudah lari terlebih dahulu.

ads

“Kalau di Indonesia masih stagnan, dari dulu sampai sekarang hasilnya seperti inim kebijakan tersebut wajib dicoba. Mendikbud Nadiem punya kebijakan milenial. Yang mungkin periode 10 tahun sampai 20 tahun ke depan akan menjadi trend,” jelas Windarti.

Lebih lanjut, Windarti menjelaskan, dengan di hapusnya UN, mau tidak mau harus dilaksanakan, dan harus di siapkan. Hasil pendidikan tidak dinikmati satu atau dua tahun nanti. Cita-cita Indonesia, mempersiapkan SDM unggul. Persiapannya ya sekarang, belum ada kata terlambat, harus mengikuti perkembangan zaman. Apakah siswanya akan siap dengan kebijakan itu? Siap tidak siap, ya harus siap.

Terkait dengan masuknya siswa ke jenjang sekolah pada Penerimaan Pendaftaran Siswa Baru (PPDB) dengan sistem zonasi, baik lewat jalur prestasi, jalur kewilayahan dan lainnya harus di imbangi dengan strategi pembelajaran secara keilmuan, secara kedewasaan anak-anak di persiapkan dengan matang. “Yang perlu di garis bawahi, Bapak/Ibu Guru di Sekolah itu tidak hanya mengajar, tapi juga mendidik. Mempersiapkan mental anak-anak, siap terhadap segala sesuatu, mesti itu perubahan besar,” jelasnya.

Windari menambahkan, tugas Guru mempersiapkan anak didik di era keterbukaan ini. Siap terhadap apa yang akan terjadi. Karenanya, Guru jangan lagi di bebani dengan persoalan administrasi yang menumpuk. Harus ada tenaga khusus yang menangani administrasi, dan IT harus di maksimalkan. “Tenaga tersebut bisa mengurus BOS, BOSDA secara maksimal. Sekali lagi, perkara administrasi jangan lagi menjadi beban Guru. Ingat, Bapak/Ibu Guru harus konsen mendidik. Sekarang metode di ubah, anak-anak berinovasi, Guru mengarahkan, dan memfasilitasi,” jelasnya.

Anggaran untuk Pendidikan 20 persen adalah dari APBN maupun APBD. Namun, isi di rasa masih kurang. Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ungguk dengan jumlah yang besar, maka anggaran pun juga perlu di tingkatkan. “Dengan adanya pendidikan gratis di jenjang SD sampai SMA, terus adanya KIP Kuliah, tidak ada alasan bagi anak yang tidak mampu secara ekonomi untuk tidak melanjutkan sekolah atau pendidikan ke jenjang lebih tinggi,” jelasnya.

Kota Magelang sebagai Kota Jasa, pendidikan kita berkembang. Kita mengutamakan SDM. Utamanya, dari tenaga pendidik atau guru, seperti adanya guru yang sudah tersertifikasi. SMA atau SMK sudah di bawah koordinasi Pemerintah Provinsi, tetapi kalau Pemerintah Kota punya gawe terkait pendidikan, pengawas sekolah tetap di undang, MGPM tetap di monitor, dan kemampuan guru harus maksimal.

“Salah satu guru di SMP Negeri 7 Kota Magelang ada yang sudah bergelar Doktor. Kini yang bersangkutan sudah di mutasi dan menjadi Kepala SMP Negeri 9. Usianya relatif masih muda. Di tempat yang baru akan memimpin para senior-seniornya. Ini artinya, kita memaksimalkan potensi SDM yang ada. Dan ini bisa menjadi motivasi yang lain untuk meningkatkan kompetensinya,” jelasnya.

Kota Magelang benar-benar menekankan SDM dari segi pendidikannya. Tidak perlu khawatir dengan SDM di Tenaga Pendidik, rata-rata sudah menempuh Pendidikan S2. Orang yang memiliki pendidikan tinggi bisa mewarnai dunia pendidikan. (rif)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!