- iklan atas berita -

Metro Times (Jakarta) Wilayah selatan Jawa Timur, terancam tsunami dengan tinggi 29 meter. Menurut kajian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hal itu dapat terjadi disebabkan gempa berkekuatan di atas magnitudo 7.

Sebagai langkah antisipasi, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengerahkan petugas ke sejumlah wilayah selatan Jawa Timur, yang disebut berpotensi diterpa gempa bumi berkekuatan besar dan tsunami, untuk melakukan mitigasi bencana dini.

“Ini staf tak tugaskan mulai minggu ini, mereka akan menyisir,” kata mantan Wali Kota Surabaya ini, Jumat, 4 Juni 2021.

Risma menjelaskan, pasukan dari Kemensos akan melatih warga di sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak bencana untuk melakukan mitigasi. Harapanya masyarakat bisa mengetahui langkah-langkah penyelamatan mandiri dan evakuasi.

“Aku menugaskan stafku untuk mengadakan pelatihan untuk warga dan anak-anak di wilayah itu. Jadi tak suruh nyisir, pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Malang Selatan, Lumajang, Blitar Pasuruan, Probolinggo sampai Banyuwangi,” ungkap Risma.

ads

Di sisi lain, Risma pun intens melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah dinas sosial sejumlah provinsi. Tak hanya Jatim, tapi juga Bali, NTT hingga NTB.

“Ini ada suatu yang nanti akan berputar, meskipun, aku sebetulnya sudah dua kali melakukan vidcon (panggilan video) dengan kepala dinas sosial. Jadi di Jabar, Lampung, Bali, NTT dan NTB, Jatim dan Jateng,” ucapnya.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengintruksikan pemerintah daerah setempat mulai mengembangkan teknologi anti-gempa di daerah yang termasuk dalam zona rawan bencana.

“Dengan kemajuan teknologi saat ini, tentu kita harus melakukan antisipasi- antisipasi (kebencanaan),” tutur Tito di Kabupaten Banyuwangi, Jumat, 4 Juni 2021.

“Karena potensi megathrust itu dampaknya kan luar biasa,” katanya.

Tito meminta otoritas daerah untuk kembali menggalakkan penanaman bakau atau mangrove di wilayah pesisir. Hal tersebut dinilai dapat menjadi benteng alami tsunami.

“Untuk wilayah rawan tsunami, ini perlu diantisipasi. Mulai dari upaya pencegahannya. Dilakukan sosialisasi penananaman mangrove mulai sekarang,” jelas Tito.

“Mangrove ini tidak hanya sebagai benteng alami, tapi juga bisa memberi dampak ekonomi kepada masyarakat. Karena mangrove menjadi tempat pembibitan ikan,” tandasnya.

Sebelumnya, BMKG memperingatkan potensi gempa bumi di atas Magnitudo 7 dan tsunami hingga 29 meter di pesisir selatan Jawa Timur.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan dari hasil analisis BMKG, seluruh pesisir Jatim berpotensi untuk diterjang tsunami apabila ada gempa besar.

“Hasil analisis kami untuk wilayah Jatim, seluruh pesisir itu potensinya, tinggi maksimum 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek, itu tinggi maksimum. Waktu tiba tercepat 20-24 menit di Kabupaten Blitar,” ujarnya dalam webinar di saluran Youtube InfoBMKG.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!