MetroTimes (Bogor) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa optimis upaya peningkatan kemandirian pangan kembali tercapai di tahun 2023. Hal ini selaras dengan produksi komoditas pangan yang melejit di berbagai sektor. Tak terkecuali produksi perikanan tangkap sekaligus ekspor perikanan Jatim tercatat tertinggi di Indonesia pada tahun 2022.
Peningkatan kemandirian pangan sendiri merupakan salah satu program prioritas pembangunan Jatim di tahun 2023 yang juga diiringi dengan peningkatan pengelolaan sumber daya energi.
Untuk diketahui, berdasarkan data Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPMHP) ekspor komoditas perikanan Jawa Timur ke mancanegara tahun 2022 tertinggi secara nasional yang mencapai 381.477 ton dengan nilai ekspor 2.602.492. 056 USD.
Setelah Jawa Timur, adalah DKI Jakarta dengan jumlah total ekspor 303.037 ton, kemudian Sulawesi Selatan 190.753 ton, selanjutnya Jawa Tengah 59.216 ton, dan Sumatera Utara dengan total ekspor 49.889 ton.
“Berdasarkan data BKIPMHP untuk komoditas ekspor perikanan Jawa Timur tertinggi secara nasional. Dengan komoditas unggulan ekspor yaitu udang mencapai total 84.582,49 ton, dan ikan Tuna dengan total ekspor 54.195,79 ton,” ujar Gubernur Khofifah usai menghadiri pelantikan Rektor IPB, Bogor , Selasa (18/1).
Lebih lanjut dijelaskan Gubernur Khofifah, berdasarkan data Statistik Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur total produksi perikanan tangkap di Jawa Timur tahun 2022 mencapai 598.317 ton. Dan ini merupakan tertinggi secara nasional melebihi wilayah di Indonesia Timur. Seperti Maluku dengan capaian 551.846,2 ton, Sulawesi Selatan 417.700,72 ton, Sulawesi Utara 366.738,21 ton, dan Maluku Utara 361.499,65 ton,”
Masih berdasarkan data Diskanla Prov. Jatim, komoditas unggulan perikanan tangkap di Jatim ada dua. Yaitu, ikan tongkol dengan hasil produksi mencapai 64.947,80 ton dan ikan lemuru dengan hasil produksi mencapai 70.284,83 ton.
Tak hanya produksi perikanan tangkap yang mencapai hasil memuaskan, berdasarkan data Statistik Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, produksi perikanan budidaya di Jawa Timur juga tertinggi ketiga nasional pada tahun 2022. Total produksi perikanan budidaya mencapai 1.313.745,14 ton. Di pulau Jawa sendiri, Jawa Timur menjadi produsen perikanan budidaya tertinggi.
“Kalau produksi perikanan budidaya, kita berada di peringkat ketiga. Di bawah Sulawesi Selatan dengan total produksi mencapai 3.077.497,40 ton dan Nusa Tenggara Timur dengan total produksi 1.403.093,35 ton,” imbuhnya.
Terdapat tiga jenis komoditas unggulan perikanan budidaya di Jawa Timur yang mencapai hasil produksi paling tinggi. Ketiga komoditas tersebut ialah bandeng dengan capaian produksi sebesar 170.319 ton, lele dengan capaian produksi sebesar 136.435,89 ton, dan udang vannamei dengan capaian produksi sebesar 103.949,74 ton.
Atas pencapaian itu, Gubernur Khofifah mengapresiasi seluruh stakeholder yang telah berperan aktif sehingga produksi perikanan Jawa Timur terus mengalami kemajuan dan peningkatan. Tak terkecuali para nelayan dan petani tambak yang menjadi garda terdepan penguatan komoditas pangan sektor perikanan.
Pencapaian ini menurutnya akan menjadi awal yang baik bagi momentum pemulihan perekonomian masyarakat Jawa Timur pasca Pandemi Covid-19. Sekaligus menjadi modal utama bagi realisasi program prioritas peningkatan kemandirian pangan di tahun 2023 ini.
“Terima kasih kepada semua pihak yang berperan aktif sehingga produksi perikanan di Jawa Timur terus mengalami peningkatan. Saya berharap capaian produksi perikanan ini bisa berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Khususnya masyarakat pesisir dan petani tambak di Jawa Timur,” ungkap orang nomor satu di Jawa Timur ini.
Mantan Menteri Sosial RI ini juga mengajak masyarakat untuk gemar makan ikan. Hal ini senada dengan semangat kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) sejak beberapa tahun belakangan. Gemarikan menjadi salah satu program nasional sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
“Insya Allah program prioritas peningkatan kemandirian pangan yang dicanangkan bisa terealisasi di tahun 2023 berseiring dengan peningkatan kesejahteraan nelayan,” imbuhnya.
Sebagai informasi, peningkatan kemandirian pangan dan pengelolaan sumber daya energi menjadi salah satu dari tujuh program prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur di tahun 2023.
Selain itu program prioritas lainnya antara lain pemulihan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan nilai tambah sektor sekunder dan pariwisata; penguatan konektivitas antar wilayah dalam upaya pemerataan hasil pembangunan serta peningkatan layanan infrastruktur; peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, produktivitas dan daya saing ketenagakerjaan serta pengentasan kemiskinan; peningkatan kepedulian sosial dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal; peningkatan ketahanan bencana dan kualitas lingkungan hidup; dan peningkatan ketentraman, ketertiban umum dan peningkatan kualitas pelayanan publik bagi masyarakat di Jawa Timur. (nald)