- iklan atas berita -

 

Metro Times (Surabaya) — Pengaruh lingkungan sangat dominan terhadap perkembangan perilaku anak. Belakangan di Surabaya muncul Geng Anak-anak Remaja ini karena tidak adanya pengaruh energi positif, sehingga energi negatif lingkungan yang dominan.

Drs. Bambang Udi Ukoro MSi., Camat Asemrowo mengatakan, kami menyelenggarakan kegiatan forum anak Kecamatan Asemrowo, kita harapkan di Kecamatan Asemrowo ini ramah anak. Untuk melaksanakan kegiatan ini, kita diharapkan untuk bisa peduli terhadap anak-anak yang ada di wilayah Kecamatan Asemrowo. Yang kedua kita perankan anak-anak itu bisa dalam segala aspek, baik itu aspek pembangunan, aspek pengembangan lingkungan, maupun dari aspek pemberdayaan anak-anak itu sendiri, dan penggalian potensi yang bisa dikembangkan sesuai dengan keinginan dan harapan anak itu sendiri.

Lanjut Bambang menjelaskan, pada kesempatan perdana ini kami dari Kecamatan Asemrowo ingin sedikit mengajari kepada anak-anak untuk belajar membuat surat, karena kami mengenal dengan era sekarang ini gadget itu sangat mendominasi. Kalau dulu komunikasi itu melalui surat.

ads

“Kami coba memberikan sedikit informasi pembelajaran bahwa anak-anak ini kita ajari untuk membuat surat kepada ibu Tri Rismaharini, sebagai Walikota Surabaya dan rupanya anak-anak sangat kenal dengan Ibu kita,” jelasnya.

“Kedepan apa yang jadi isi materi surat untuk Ibu Walikota itu justru saya ingin menggali apa yang menjadi potensi, apa yang menjadi harapan, dan keinginan dari anak-anak ini,” ungkapnya.

Nanang Abdul Hanan dari Unicef, dan juga konsultan untuk pengembangan Kabupaten / Kota layak anak di Kementerian PPPA dan fasilitator untuk forum anak, mengutarakan Ini upaya dari pemerintah Kecamatan Asemrowo terutama Bapak Camat yang menginisiasi untuk membuat suatu kegiatan yang mengalirkan energi positif dari arek-arek Suroboyo.
Arek-arek Suroboyo itu sebenarnya energinya berlebihan, dan berlebihan itu sebenarnya bagus untuk anak muda, cuma kurangannya kegiatan positif itu maka energinya akan terkuras untuk memikirkan hal-hal yang lain dan kalau itu dipengaruhi atau dipicu aja akan muncul gengster dan sebagainya.

Menurut Nanang, kegiatan ini salah satu upaya untuk solusi kegiatan alternatif, berhasil atau belum, kita belum bisa lihat, tetapi minimal ada jalan yang bagus untuk mereka ada yang kita mengeksplorasi. Mereka mengeksplorasi diri mereka sendiri, mereka mengeksplorasi Kecamatan seperti apa yang bisa dikembangkan, dan mereka mengeksplorasi Surabaya kedepan seperti apa. Ini bagian kalau secara kebijakan dalam mengelola partisipasi anak.

“Ini baru kegiatan pertama, baru inisiasi, nanti perkembangannya seperti apa, nanti kita lihat dulu dinamikanya. Ini kita berkenalan dengan mereka, Potensi positifnya apa ? pendekatan yang kita pakai namanya ‘Positif The Fallen’ adalah pada sebuah kelompok ada sebuah titik grup yang kita anggap itu negatif, kita yakin ada hal positif didalam kenegatifan itu,” ucapnya.

“Positif inilah yang coba dihidup-hidupkan agar kemudian bisa memberikan pengaruh pada negatif secara keseluruhan. Ini awalnya aku geng, aku pernah ditangkap, tidak apa-apa nanti kita lihat kamu punya cita-cita apa, kamu harapan kedepan seperti apa itu yang kita fokus,” imbuhnya. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!