Metro Times (Surabaya) – Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Indonesia 2019 kembali digelar di Surabaya. Kegiatan tahunan berskala nasional yang diprakarsai oleh Bank Indonesia ini telah memasuki tahun keenamnya. Mengambil tema “Sinergi Membangun Ekonomi Syariah Indonesia”, kegiatan Fesyar Indonesia 2019 akan berlangsung pada tanggal 6-9 November 2019 di Grand City Convention Hall & Exhibition Center Surabaya.
Gelaran Fesyar Indonesia terdiri dari Sharia Forum dan Sharia Fair. Sharia Forum merupakan rangkaian kegiatan seminar, workshop dan diskusi ekonomi syariah tingkat nasional, sedangkan Sharia Fair menghadirkan showcase produk ekonomi dan keuangan syariah yang mencakup halal services, moslem fashion, halal food, halal travel, integrated farming, serta yang ditopang dengan talkshow dengan tokoh-tokoh inspiratif di bidang ekonomi dan keuangan syariah. Selain itu, sharia Fair juga mengangkat potret keberhasilan pesantren dalam membangun kemandirian ekonomi.
“Fesyar Indonesia yang diselenggarakan di Surabaya merupakan puncak dari penyelenggaraan Fesyar yang telah diselenggarakan sebelumnya di wilayah Sumatera (Palembang), KTI (Banjarmasin). “Fesyar Indonesia 2019 menekankan ekonomi syariah yang lebih konkrit dengan menghadirkan business matching antara industri keuangan dan pengusaha, selain terus menjadi ajang edukasi ekonomi syariah di Jawa Timur” tutur Difi A. Johansyah, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur pada kegiatan BI Bareng Media (31 Oktober 2019). Sejalan dengan tema dan tujuan tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim bekerjasama dengan instansi terkait memprakarsai sejumlah inisiatif terkait model bisnis pesantren, model bisnis ZISWAF, sertifikasi halal dan menembus pasar global bagi UMKM.
“Ada 4 Hal yang baru dalam penyelenggaraan Festival Ekonomi Syariah 2019. Pertama, mengintensifkan pemasangan QRIS di rumah ibadah sebagai upaya Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur dalam mendukung kebijakan BI di bidang Sistem Pembayaran. Kedua, sinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendorong program One Pesantren One Product (OPOP). Ketiga, showcase museum Arthasuaka dengan koleksi numismatik yang menggambarkan masuknya islam di nusantara khususnya di Pulau Jawa. Keempat, peminat booth Fesyar yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan tentunya pada tahun ini peserta booth lebih banyak diisi dengan merchant online (pengusaha online) yang telah diseleksi terlebih dahulu” ulas Difi.
“Kami mengundang masyarakat Jawa Timur untuk turut serta meramaikan kegiatan Fesyar Indonesia 2019. Kami juga membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin mendaftar untuk dapat mengetahui cara mendapatkan sertifikasi halal UMKM dan menembus pasar global, inovasi keuangan syariah ataupun konsultasi bisnis atau UMKM untuk datang ke Fesyar Indonesia 2019 pada tanggal 6-9 November 2019 di Grand City Surabaya,” pungkas Difi.