Metro Times ( Wonosobo )- Tanggal 31 Januari bertepatan dengan harlah NU ke 95, Majlis Wakil Cabang NU Kecamatan Wonosobo meresmikan kantor badan otonom, minimarket,rest area dan pujasera. Launching perekonomian MWC NU wonosobo merupakan bagian dari upaya membangkitkan ekonomi dan dakwah umat, utamanya jamiyah nahdlatul ulama.
“ kantor MWCNU tidak sekedar menjadi kantor biasa, tapi menjadi kantor yang memberdayakan umat, melalui berbagai kegiatan termasuk kegiatan usaha atau ekonomi,” ungkap Ketua Tanfidziyah MWCNU Wonosobo, KH. Abdurahman Efendi Alh, minggu (31/1).
Dalam acara peresmian kantor MWCNU wonosobo,hadir Bupati Wonosobo Eko Purnomo, Bupati Wonosobo terpilih Afif Nurhidayat, Ketua PWNU Jateng KH Muzammil, Ketua PCNU Wonosobo, KH.Ngarifin Siddiq, Ketua Gerakan Pemuda Ansor cabang Wonosobo, banom – banom NU dan jajaran forkompimca wonosobo.
Saat diwawancarai Metro Times, beliau menyampaikan kantor MWC NU berada di jalan KH Abdurrahman Wahid, Bugangan Kalianget, menyatu dengan warung komplit murah NU, pujasera serta rest area, dibangun gotong royong oleh warga NU kecamatan wonosobo dan simpatisan dengan total anggaran mencapai Rp8 milyar.
“ total dari tanah hingga bangunan sudah mencapai Rp.8 milyar, semua dari partisipasi warga NU, termasuk dari pengumpulan koin NU yang menyumbang 30%. Saat ini belum ada bantuan dari pemerintah daerah kami mandiri total merawat optimisme,” imbuhnya.
Beliau berharap setelah diresmikan, warga NU di kecamatan wonosobo bisa membantu pengembangan usaha dengan membeli dan meramaikan lokasi pujasera. Di sisi lain, penggunaan tempat acara atau ball room bagi kegiatan warga NU akan digratiskan, serta pelayanan yang maksimal.
“ mari rawat kegiatan NU serta bangkitkan ekonomi untuk melaslahatan umat dengan berbelanja di warung murah NU dan pujasera MWCNU,” tuturnya.
Sementara itu, ketua PCNU Wonosobo KH Ngarifin Siddiq Alh, menyampaikan bahwa total sudah ada 5 MWCNU di kabupaten wonosobo yang membuka usaha dalam bentuk warung kelontong atau minimarket.
“ Inovasi MWC NU Wonosobo memang beda, usaha retail yang dirintis ini sudah yang ke 5 dari 15 kecamatan di Wonosobo, menjadi istimewa karena mengikuti paradigma perkembangan jaman,” katanya.
Menurutnya, pembangunan ekonomi warga NU harus menjadi kesadaran bersama, seyogyanya pengelolaan harus istiqomah dan optimis. Karena kemajuan selalu akan diukur melalui grafik peningkatan ekonomi. Masyarakat NU tidak hanya membangun afkhar tapi juga tujjar
“ saya berharap kepada warga NU utamakan usaha mandiri , kalau ada warung milik sendiri kenapa beli di tempat lain kita harus belajar mencintai milik kita,” pungkasnya.( Arr )