METRO TIMES ( Ambon ] Kota Ambon indah karena teluknya. Bentangan Jembatan Merah Putih yang kini menjadi ikon kota berjuluk Manise ini, semakin mempercantik kota tersebut. Namun sayang sekali, masih ada sebagian masyarakat, saudara-saudara kita yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah aliran sungai menganggapnya sebagai tempat sampah raksasa sehingga dengan sadar atau tidak mereka sering membuang sampah di sana.
Sampah bukan saja masih terlihat mengambang di atas permukaan laut dan berserakan di pesisir pantai, tetapi juga ditemukan memenuhi dasar laut Teluk Ambon dan menumpuk di kiri dan kanan sungai sehingga tak jarang menyumbat sungai kemudian mengakibatkan banjir. Selain itu hal ini juga mengancam tiga macam ekosistem dan sejumlah biota laut langka dunia di Teluk Ambon.
Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke 24 pada 15 Mei mendatang, Kodam XVI/Pattimura mengadakan berbagai banyak kegiatan, salah satunya adalah aksi bersih-bersih sungai atau orang Maluku bilang “Kalesang Sungai”. Kegiatan bersih-bersih tersebut dilakukan di 5 Sungai besar yang ada di Kota Ambon yaitu sungai Arbes, Waai Tomu, Waai Batu Merah, Waai Batu Gantung dan Waai Batu Gajah.
Kegiatan berlangsung pada hari Selasa, (05/05/2023) dibuka dengan apel kemudian pembagian sektor oleh Irdam XVI/Pattimura Brigjen TNI Dadang Rukhiyana mewakili Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Ruruh A Setyawibawa, bertempat di Makodam XVI/Pattimura. Peserta pada kegiatan ini bukan hanya personil Gabungan TNI tetapi juga Dinas seperti PUPR, Satpol PP, DLHP, BNPB dan Komunitas Peduli Lingkungan, serta masyarakat dan mahasiswa Kota Ambon. Kegiatan bersih-bersih sungai ini bertujuan untuk membersihkan sungai dari sampah, melestarikan ekosistem yang ada di sungai, dan menyelamatkan kehidupannya. Pada sambutan Pangdam yang dibacakan Irdam dikatakan bahwa “pelestarian lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab kita bersama.”
Disamping pembersihan sungai, juga disampaikan himbauan sebagai upaya pelestarian sungai salah satunya dengan membiasakan tidak membuang sampah ke sungai. Kebiasaan masyarakat untuk membuang sampah ke sungai harus benar-benar dihilangkan. Tidak membuang limbah rumah tangga maupun industri ke sungai merupakan suatu bentuk upaya pelestarian sungai.
Tidak hanya di hilir sungai yang harus dijaga, akan tetapi juga harus memperhatikan daerah hulu sungai. Pohon-pohon disekitar hulu sungai tidak boleh digunduli agar tidak menyebabkan terjadinya erosi tanah. Erosi dapat menyebabkan sedimentasi, akibatnya sungai menjadi dangkal sehingga debit air sungai berkurang dan dapat memicu banjir saat musim hujan. Masalah ini merupakan tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat.
Nampak personil TNI dan peserta bersih-bersih sungai saling bersinergi, bekerja sama membawa sejumlah peralatan membersihkan tanaman liar dan memungut sampah di seputaran sungai. Meskipun terbersit aura lelah, justru para peserta semakin kompak dan giat membersihkan serta mengumpulkan sampah dilandasi dengan semboyan “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”.
Dalam kesempatan lain, Pangdam juga menghimbau dan mengajak kepada warga masyarakat Kota Ambon supaya lebih sadar, membuang sampah pada tempatnya, bukan di sungai. Selain itu Pangdam juga pemerintah hingga ketingkat terendah dibantu oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk ikut mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah di daerah sepanjang sungai.