- iklan atas berita -

METRO TIMES(Namlea) Pada Senin 31 oktober 2022 sekitar pukul 01.30WIT tampak sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan ahli waris besar Lawalata mendatangi lahan di jalan protokol Desa Namlea dan mencabut semua tanda batas/pilar yang telah di tanam sebelumnya oleh pihak yang tidak di kenal bersama Lembaga pertanahan (BPN) Namlea kabupaten buru buru.

Sebagaimana pantauan media ini tidakan Responsif tersebut terpaksa dilakukan sebagai untuk kekecewaan atas perhatian yang di nilai sangat istimewa oleh PBN Namlea dalam melakukan pengukuran sepihak tanpa menghadirkan ahli waris yang sah lainnya..

Perhatian lebih tersebut dikarenakan ada surat pencegahan formal tapi hal ini tidak di indahkan;Hal ini menurut Heri Lawalata salah satu pelaku aksi yang mengklaim dirinya sebagai ahli waris yang sah, bahwa lahan tersebut bukan milik perorangan tetapi milik seluruh ahli waris dari oyang mereka pak wartawan, inikan(sambil menunjukkan area yang di maksud)milik oyang kami Williem Lawalata sementara lahan ini belum di bagikan kepada 8 orang anaknya trus bagaimana Ervina Rahayu orang warga (istilah tahanan politik tahun 1965) dari jawa mengklaim dilakukan berdasarkan pengukuran yang tindakan Responsif atas seorang Ervina Rahayu yang bapaknya seorang warga (sebutan para tahanan politik tahun 1965) dari jawa bisa mengklaim bahwa milik dia ,om,dan tante2nya padahal yang dia sebut opa nya yakni alm.P.J.W Lawalata itu hanya salah satu anak dari 8 orang anak dari oyang kami alm.Williem Lawalata.

Informasi selanjutnya yang kami dapati bahwa Ervina Rahayu dan keluarganya dari Jakarta bersama pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) kabupaten buru memanfaatkan sikon ketika salah seorang kerabatnya meninggal di Ambon yakni melakukan pengukuran di atas areal yang di maksud;hal ini sangat di sayangkan oleh keluarga sebagaimana yang di sampaikan oleh Heri; om kalau waktu itu kita ada jangankan Ervina dan tetek bengeknya yang dari Jakarta pihak pertanahan pun kita usir dari lokasi ini, buktinya sekarang om lihat (sambil menunjukkan sebuah mobil putih dengan kaca tertutup)dong hanya kesana kemari tidak berani turun jika memang benar ini milik perorangan turunlah dari mobil datang bicara biar kita semua tahu, ternyata cuma bisa tipu pertanahan saja; pungkasnya

Sementara terlihat oleh kami ada sekitar 30 an tanda batas (pilar) berupa coran besi serta pipa semuanya berada di dalam sebuah mobil pick up yang akhirnya di bawah ke pihak pertanahan pada hari itu juga….

ads

Hal ini sangat di sayangkan oleh kuasa keluarga Victor Dakamoly yang juga berada di lokasi bahwa sebenarnya pihak BPN harus lebih berhati-hati dalam setiap permohonan pendaftaran kepemilikan hak atas lahan, apalagi ini tanah warisan, yang menjadi pertanyaan siapa saja ahli waris yang menandatangani alas haknya sementara ahli waris dari anak-anak pewaris tersebar banyak di luar daerah”apakah pihak BPN terkecoh atau ada main mata antara pihak BPN dan pemohon”karena menurutnya, sebelumnya pihaknya telah melayangkan surat pencegahan kepada pihak BPN yang sampai saat ini belum di tindaklanjuti; Tambah Dakamoly esok kami akan mempertanyakan itu ke pihak BPN secara berjenjang dan SATGAS MAFIA tanah dan serupahnya karena kuat dugaan kami ada oknum yang coba-coba main di air yang keruh dan sok jadi pahlawan kesiangan nanti kita lihat saja ke depannya kk”Sambungnya

Tampak juga hadir di lokasi Bhabinkamtibmas Polsek Namlea dan juga Babinsa Namlea untuk memantau aksi yang di maksud; selanjutnya sekitar pukul 02:00WIT keluarga peserta aksi yang semuanya bercelana pendek menuju ke kementerian ATR/BPN kantor pertanahan kabupaten buru untuk melaporkan perlawanan mereka secara formal..(N.Hattu)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!