- iklan atas berita -

METRO TIMES ( AMBON ) Anggota Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Anos Yermias mengakui ada sejumlah keluhan yang disampaikan masyarakat saat melakukan reses di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), terkait pemasaran hasil ternak ke sejumlah daerah di Maluku, maupun keluar Maluku.

“Reses kali ini saya memilih di lima pulau berbeda di kabupaten MBD mulai dari Kisar berkesempatan berjumpa dengan masyarakat peternak kambing, sapi dan kerbau dalam kaitan pemasaran hasil ternak dari MBD ke daerah di Maluku maupun luar daerah Maluku. Masyarakat mengeluhkan tidak adanya kapal khusus mengangkut hewan, padahal di empat pulau di MBD terkenal dengan penghasil ternak kambing, domba, sapi dan kerbau,”tutur Yermias kepada wartawan di kantor DPRD Provinsi Maluku, Rabu (11/05/2022).

Terhadap keluhan tersebut, Anos langsung berkoordinasi, dan telah disanggupi Kapten Benny, selaku Kepala Sub Direktorat perdagangan dalam negeri, Kementerian Perhubungan.

“Terhadap apa yang dikeluhkan masyarakat sudah disanggupi Kementerian Perhubungan, dan sewaktu-waktu bisa kita ajukan deviasi agar masyarakat yang beternak dapat membawa hasil ternak keluar dari MBD apalagi jelang perayaan Idul Adha di bulan Juli mendatang,”ungkapnya.

Selain Kementerian Perhubungan, dirinya telah berkoordinasi dengan para operator kapal, agar sewaktu-waktu jika terpaksa bisa diangkut dengan kapal penumpang.

ads

“Kalau misalnya terpaksa harus diangkut dengan kapal penumpang, kami juga sudah lihat kapal misalnya KM Sabuk 34 di belakang bisa disekat dan semua pintu di tutup. terhadap hal ini sudah kami minta untuk disekat. kemudian KM sabuk 54 sudah kami minta,”ucap Yermias.

Tak hanya itu, Anos mengakui dalam reses, masyarakat Werwawan juga meminta adanya perhatian Pemerintah Daerah Maluku terhadap persoalan abrasi yang sering terjadi di pesisir wilayah tersebut.

Tak hanya itu, masyarakat juga mengeluhkan air bersih, walaupun SPAM dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) telah masuk ke Werwawan. Namun rata-rata program yang dijalankan gagal.

“Memang ada kegiatan Pamsimas dan SPAM, tetapi Pamsimas rata-rata gagal karena anggarannya relatif kecil dan memang Pamsimas ada sharing anggaran baik APBD kabupaten maupun APBN. tetapi karena ditangani full APBN, sehingga ada yang memang tidak berhasil di beberapa lokasi, ada juga berhasil tetapi bak penampung atau reservoir terlampau kecil. Misalnya di desa Ilih Pulau Damer itu reservoir kecil, sehingga masyarakat harus bagi shift, ada tiga hari sekali, dan itu sngat menyulitkan masyarakat disitu,”bebernya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!