Metro Timea (Purworejo) Calon wakil bupati nomor urut 2, Dion Agasi Setiabudi bersama ratusan ulama dan santri di Purworejo, melakukan safari ziarah di makam para pahlawan serta ulama pendahulu di daerah ini, Minggu (10/11).
Hal ini dilakukan untuk memperingati peran serta perjuangan para ulama di masa penjajahan pemerintah Hindia Belanda. Acara ziarah dipimpin Habib Fakih dari Pondok Pesantren Imam Bulus.
Kegiatan tersebut mengambil star di sekretariat bersama Koalisi Purworejo Guyup Rukun sekitar pukul 09:00 WIB. Dengan busana serba putih dan tanpa atribut partai maupun atribut pasangan calon, rombongon bergerak dengan kendaraan roda dua. Calon bupati, Yuli Hastuti tidak menyertai ziarah karena harus melaksanakan agenda yang lain.
“Hari ini tanggal 10 September kita semua memperingati hari Pahlawan Nasional. Untuk Koalisi Purworejo Guyub Rukun dalam momentum ini kami mengisi dengan kegiatan keagamaan serta sosial,” kata Juru Bicara Koalisi Purworejo Guyub Rukun, Muhamad Abdullah di sela kegiatan tersebut.
Menurutnya kegiatan ini sebagai upaya untuk menghargai, menghormati sekaligus mengenang peran ulama dalam membangun peradaban Nusantara ditengah penjajahan pemerintah kolonial.
“Alhamdulillah para kyai, para Gus-gus dan para santri bisa terlibat bersama Yuli-Dion dalam kegiatan ziarah ini,” kata Abdullah lagi.
Kegiatan ziarah ini diantaranya dilaksanakan di makam besar Masjid Agung Purworejo, Makam Eyang Gagak Pranolo 2, Eyang Gagak Pranolo 1, Eyang Gagak Pranolo 3, serta makam Imam Puro. Selain berdoa untuk keselamatan para pendahulu Purworejo itu, ziarah tersebut sekaligus dilakukan sebagai tawasul atau perantara doa kepada Allah agar Purworejo berkembang pesat menjadi daerah maju, Pilkada Purworejo berjalan kondusif, serta meminta ridho Allah untuk kemenangan pasangan Yuli Hastuti-Dion Agasi.
Terkait kostum rombongan ziarah, politisi partai Nasional Demokrat ini mengutarakan dalam kegiatan itu sengaja tidak membawa atau mengenakan atribut partai maupun atribut Paslon, karena pihaknya ingin meninggalkan seluruh indentitas demi menyatu dalam satu niat yang tulus dan suci.
“Hal ini sejalan dengan putih bersihnya hati dan pikiran para ulama dan pahlawan yang menjadi teladan pasangan Yuli-Dion,” imbuhnya.
Ia pun berharap kebersihan hati para ulama dan pahlawan kelak akan menjadikan spirit juang dan pengabdian bagi Yuli-Dion ketika memperoleh amanah memimpin Purworejo selama lima tahun kedepan.(tyb)