- iklan atas berita -

Metro Times (Demak) Konferensi Cabang (Konfercab) GP Ansor Kabupaten Demak yang berlangsung di Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Hidayatul Mubtadi’in, Desa Bulusari, Kecamatan Sayung, Senin 27 Februari 2023 malam, ditolak oleh ratusan Pimpinan Ranting dan 7 Pimpinan Anak Cabang (PAC).

Penolakan didasarkan atas adanya cacat prosedur, rekayasa hingga kecurangan di tiap tahapan Konfercab.

Pasalnya, saat pelaksanaan Konfercab tidak ada pembahasan secara detail substansi muatan bahan konferensi. Presidium sidang secara sepihak meminta persetujuan dan penetapan bahan konferensi kepada para hadirin, tidak ada jeda peserta sidang Konferensi untuk mengajukan keberatan maupun interupsi.

Sidang pembahasan bahan Konfercab dipimpin Hadi Masykur yang juga merangkap Sekretaris Caretaker PC GP Ansor Demak, berlangsung hanya 10 menit dan langsung dilakukan penetapan ketua terpilih.

ads

Sebelum sidang dimulai, presidium sidang juga tidak melakukan mekanisme validasi kehadiran peserta baik keterwakilan dari Pimpinan Ranting maupun PAC, apakah sudah sesuai dan memenuhi kuorum ataukah belum, sebagaimana diatur dalam Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) GP Ansor.

“Padahal proses untuk ikuti forum ini begitu ketat persyaratannya, tapi kami terheran-heran kenapa prosesnya begitu singkat dan tidak ada pembahasan mendetail substantif materi konfercab. Apakah seperti ini contoh berorganisasi yang baik?” tutur Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Mranggen, Ahmad Watsiq dalam konferensi pers yang digelar di Kantor PCNU Demak, Selasa (28/2).

“Tatib dibaca cepat dan tahu-tahu pimpinan sidang memutuskan nama calon yang jadi. Ini Konfercab apa-apaan kok seperti dagelan,” katanya.

Watsiq menuturkan, sehari sebelumnya, saat proses penghitungan jumlah rekomendasi untuk usulan nama bakal calon ketua, terdapat dua kandidat yakni Mukhamad Nur Huda dan Lathifa Fahri.

Karena dukungannya memenuhi unsur perolehan minimal suara, maka pimpinan sidang saat itu mengatakan bahwa selanjutnya akan dipertemukan kedua kandidat untuk musyawarah mufakat. Jika tidak mufakat maka ditempuh melalui voting tertutup atau digelar konfercab ulang.

Kemudian pada Selasa (28/2) sore, dilaksanakan pertemuan yang digagas Ulil Archam, mempertemukan antara kandidat Mukhamad Nur Huda dan Lathifa Fahri di Semarang guna musyawarah untuk mencapai mufakat. Tapi, dalam pertemuan tersebut tidak ada mufakat.

“Mestinya ketika tidak mufakat, dilaksanakan tahapan berikutnya sebagaimana sosialisai sebelumnya, tetapi nyatanya tidak demikian. Ini menunjukkan proses hingga keputusan sidang tak konsisten dan mengingkari yang telah menjadi keputusan bersama semua pimpinan PAC,” tegasnya.

Ketua PAC Ansor Guntur, Choerul Huda mengungkapkan, bahwa sejak awal panitia tidak netral. Bahkan keputusan penentuan dilakukan dengan mengingkari keputusan sebelumnya, dan diambil saat belum banyak peserta yang hadir karena masih dalam perjalanan.

“Kami melihat penuh rekayasa, kecurangan dan tidak fair. Konferensi diputuskan saat masih sangat banyak pengurus ranting sedang perjalanan ke lokasi acara. Sedangkan yang sampai di lokasi juga tidak boleh masuk, ini benar-benar konferensi dagelan,” katanya.

Sebelumnya, ratusan pengurus ranting dan Banser melakukan aksi protes menyusul proses Konfercab GP Ansor Demak yang dinilai penuh rekayasa dan kecurangan. Protes semakin memanas lantaran sebagian peserta yang memiliki hak suara Konfercab GP Ansor Demak tidak diizinkan masuk.

Tak kurang dari 700 anggota banser dari sejumlah PAC pun dilarang menyaksikan kegiatan itu, sehingga bersitegang dengan panitia hingga terjadi aksi dorong di pintu gerbang. Namun tak berapa lama mereka akhirnya bisa masuk setelah jumlah Banser yang datang semakin banyak.

Sementara itu, mantan Ketua PC GP Ansor Demak Nurul Muttaqin yang merasa menjadi bagian dari sasaran protes, dikabarkan bersembunyi lalu keluar lewat jendela belakang sekolah tempat berlangsungnya acara.

“Tadi ada yang melihat Nurul Muttaqin keluar lewat jendela dengan memecah kaca, karena banyak yang mencari dia,” kata salah seorang anggota Banser yang ada di lokasi tersebut.
Adanya proses Konfercab PC GP Ansor Demak di Bulusari tersebut, kader yang tergabung dalam 7 PAC dan 160 PR GP Ansor se Demak menyatakan menolak Lathifa Fahri sebagai Ketua PC GP Ansor Demak hasil Konfercab di Bulusari dan menegaskan bahwa proses Konfercab PC GP Ansor Demak di YPI Hidayatul Mubtadiin Bulusari tidak sah karena cacat prosedur.

Alasannya, proses Konfercab tidak fairplay, hak PR dikebiri melalui tidak diberikannya surat undangan dan form surat rekomendasi kandidat untuk prasyarat keikutsertaan Konfercab sebagaimana syarat yang dibuat panitia.

Kemudian, terdapat Surat Keputusan (SK) PR GP Ansor yang pasif/ non-aktif masa berlakunya namun tidak diingatkan untuk proses reorganisasi, tiba-tiba diberi formulir surat Rekom. Terdapat 11 PR GP Ansor Ranting di PAC Guntur hanya karena persoalan teknis, SK tersebut tidak diterbitkan sehingga kehilangan hak mengikuti konferensi. Terdapat 16 PR GP Ansor Desa-desa di Dempet beserta 1 PAC ke Sahabat Lathifa Fahri. Saat dikonfirmasi ke Ranting Merak, Harjowinangun, Sidomulyo, dan Brakas tidak merasa tanda tangan dan mendukung (red; pemalsuan dukungan).

Namun demikian, forum PAC dan PR ini akan terus berupaya melakukan rekonsiliasi sembari menunggu arahan serta Nasihat sesepuh dan ulama, diantaranya KH Munif Muhammad Zuhri, KH Baidhowi Misbah, KH Aminudin Mas’udi, KH Muhammad Asyiq, KH Zaenal Arifin Ma’shum yang selama ini memberikan arahan sekaligus restu langkah kami. (af).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!