
Metro Times (Semarang) Dewan Pendidikan Kota Semarang (DPKS) mendorong Graha Wisata Hotel School Semarang (Grawis) agar tidak berhenti untuk berinovasi dan berkreasi dalam upaya membuka lapangan kerja melalui berbagai program Pendidikan dan Pelatihan yang dikelolanya.
Ketua DPKS Dr Drs Budiyanto SH, M.Hum mengatakan dengan tetap berinovasi dan berkreasi itu, maka diharapkan mampu merubah tantangan menjadi peluang, kemudian peluang menjadi menghasilkan uang atau pendapatan.
“Pengelola dan managemen Grawis jangan berhenti, jangan lelah dan jangan menyerah tetapi harus selalu berinovasi dan berkreasi dalam mengantarkan anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan dan ketrampilan yang berkualitas, kompeten dan berkarakter,” kata Budiyanto dalam opening ceremony outlet Neda di kampus Grawis Jl KH Ahmad Dahlan no. 23 Semarang, Sabtu (5/2).
Menurut Budiyanto, outlet Neda yang menyajikan berbagai jenis menu hidangan dan makanan cepat saji ini harus dikelola secara profesional oleh sumberdaya manusia (SDM) yang berkompeten baik dari sisi Managemen usaha maupun pelayanan prima.
Segmen pasar yang diincar, lanjutnya, harus didekati dengan kualitas pelayanan prima atau service exelent, bersamaan dengan itu produk menu hidangan harus banyak pilihan yang ditawarkan dan memiliki keunggulan dan kekhasan yang dapat menjadi andalan .
Budiyanto menyimpulkan, bahwa pengembangan usaha outlet pertama Neda/Ricebowl & Coffee yang dihadirkan ditengah-tengah kampus Grawis ini diharapkan memenuhi tiga aspek. Ketiga aspek itu meliputi; pertama aspek pengelolaan yakni; dikelola secara profesional dengan manajemen yang baik akan berpengaruh pada bagaimana usaha tersebut berjalan dengan baik dan sukses .
Masih menurut Budiyanto, supaya berjalan baik dan sukses, maka diperlukan standar operasional , prosedur (SOP), struktur organisasi dan evaluasi kinerja karyawan. Kedua, aspek produk yakni makanan dan minuman yang ditawarkan harus bervariasi, higenis, menjaga kebersihan dan kesehatan makanan .
Adapun yang ketiga adalah aspek pelayanan, yang sumberdaya manusia (SDM)nya sudah mengantongi sertifikat dan dinyatakan kompeten oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dimasing-masing bidang.
“Selain itu, pelayanannya sesuai standar, keramah tamahan sangat penting sehingga pelayanan prima kepada Tamu diutamakan,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Grawis Heny Yuliastuti SE, MSi, mengatakan Neda, nama outlet yang dibuka di kampus yang dipimpinnya itu memiliki arti makan dalam bahasa Jawa, tetapi secara spesifikasi merupakan akronim dari tiga anaknya yang mengelolanya.
Menurutnya, Neda adalah singkatan dari tiga nama pengelola masing-masing Naura, Edo dan Asifa, Grawis berencana akan melebarkan sayap usahanya dengan membuka outlet Neda di beberapa titik di kota Semarang.
“Kami optimis, dengan mengusung semboyan makanan sultan merakyat, produk-produk Neda akan mampu menyedot kalangan kaum muda dalam menikmati kuliner di Semarang,” tuturnya.
Launching Neda ditandai dengan pengguntingan pita oleh ketua DPKS Dr Drs Budiyanto SH,M.Hum, Direktur Grawis Heny Yuliastuti SE, M.Si dan Kepala Dinas Tenaga Kerja Semarang Dr Sutrisno SKM, M.Hum Kes. (af).