- iklan atas berita -

 

Metro Times (Surabaya) — Memperingati Hari Perempuan Internasional pada tanggal 8 Maret 2020 mengangkat isu #EachforEqual. “Dunia yang setara adalah dunia yang memungkinkan untuk melakukan apapun. Kesetaraan bukan hanya isu wanita tapi juga isu bisnis. Kesetaraan gender sangat penting untuk perkembangan ekonomi dan masyarakat. Dunia yang setara secara gender bisa jadi lebih sehat, kaya dan harmonis.”

Siti Musbadiany Soebadi Yogiantoro salah satu wanita Jawa Timur yang punya dedikasi cukup membanggakan. Berprofesi sebagai dokter spesialis mata, dan juga seorang dosen dengan jabatan Guru Besar di Fak. Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Wanita kelahiran Denpasar 16 Mei 1945 ini, menjalani profesi dokter spesialis mata sejak tahun 1974.

Profesi tentu saja harus dijalani dengan profesional. Prof.Diany atau Prof.Diany Yogiantor demikian sapaan akrabnya, sudah membuktikan hal itu. Dia selalu menambah iImu dan wawasan lewat berbagai kegiatan ilmiah. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sebagai dosen, dia bisa membagi ilmu, khususnya kepada para mahasiswanya, sementara sebagai dokter spesialis mata, dia bisa membantu meringankan penderitaan sesama. “Saya sangat menikmati profesi saya karena dapat mengurangi angka kebutaan di Indonesia,” komentar ibu dari 3 orang anak dengan 5 orang cucu ini.

ads

Kesibukan sebagai Guru Besar dan dokter spesialis mata memang banyak menyita waktu. Tetapi, menurut Prof. Diany, harus dilakukan dengan ikhlas. Harus mampu membagi waktu, menyisakan waktu yang berkualitas untuk keluarga.

“Suami dan anak-anak sangat mendukung semua aktivitas saya. Dan saya sangat berterima kasih kepada Allah SWT dan kepada keluarga tercinta,” katanya.

Sebagai perempuan karir, Prof. Diany menilai kesetaraan gender yang terus menerus diperjuangkan, sudah semakin menggembirakan. “Kiprah wanita saat ini sangat bagus. Kesetaraan gender itu sesuai dengan tuntunan Al Quran dan Hadis Nabi,” tegas Prof. Diany.

Prof. Diany memberikan contoh, Ibu Kartini seorang perawat yang telah membantu atau mengabdi kepadanya selama 34 tahun untuk melayani masyarakat.

Pandangannya tentang kecantikan yang identik dengan kaum perempuan, Prof. Diany yang aktif sebagai Anggota Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Surabaya ini, mengatakan bahwa cantik yang sesungguhnya adalah cantik dari dalam. “Inner beauty, baru diikuti outer, cantik luar secara fisik. Jadi cantik itu harus terpancar dari dalam dan dari luar,” ungkapnya.

Perempuan juga memiliki kewajiban untuk berkontribusi pada masyarakat, baik sektor domestik maupun sektor publik.

Dengan perkembangan zaman kini, butuh kedua sisi baik dari laki-laki dan perempuan untuk bisa melakukan fungsi domestik dan publik.

“Dan ketika perempuan ikut dilibatkan, dia akan bekerja dengan sepenuh eksistensinya. Jadi perempuan tidak berada di belakang, perempuan adalah teman di samping. Perempuan dengan perempuan, perempuan dengan laki-laki. Kita semua bergandengan tangan, bersama-sama bekerja,” imbuhnya. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!