MetroTimes (Surabaya) – Jaringan Pemuda dan Aktivis Indonesia (JAPAI) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Walikota Surabaya sebagai bentuk protes terhadap Surat Keputusan Walikota Nomor 28 Tahun 2024 tentang penataan reklame. Kebijakan ini seharusnya mengatur agar reklame tidak melanggar aturan penempatan di jalur hijau, tetapi kenyataannya ribuan reklame justru dipasang di area tersebut, memicu kemarahan para aktivis dan warga. Senin (04/11/2024).
Dalam aksi tersebut, Ketua JAPAI menyampaikan aspirasi, namun, saat menyampaikan aspirasinya, insiden mengejutkan terjadi. Kaki Ketua JAPAI dilaporkan terlindas oleh pintu gerbang kantor, yang membuat suasana semakin memanas. Aksi ini menunjukkan ketidakberpihakan pemerintah dalam menjaga lingkungan dan memberikan ruang hijau bagi masyarakat.
MH Soleh Ketua JAPAI seusai aksi menyampaikan, Kami berjuang agar SK Wali Kota Nomor 28 Tahun 2024 tentang penataan reklame tidak menyalahi aturan jalur hijau. Dalam salinan SK tersebut, kita ketahui bahwa ribuan reklame justru dipasang di jalur hijau di Kota Surabaya.
“Kami menentang hal ini dan berupaya agar SK tersebut dicabut demi menjaga keindahan Kota Surabaya. Itulah harapan kami dari teman-teman Jaringan Pemuda dan Aktivis Indonesia (JAPAI),” ungkap Soleh. Senin (04/11/24).
Lanjut Soleh, Aksi kami di depan Balai Kota Surabaya ini adalah wujud aspirasi agar masyarakat umum mengetahui keluhan dari teman-teman JAPAI.
“Kami mencurigai bahwa SK tersebut sarat kepentingan pengusaha reklame dan kemungkinan telah menjadi komoditas, seolah-olah peraturan ini diperjualbelikan oleh Wali Kota Eri Cahyadi saat masih menjabat,” terang Soleh.
“Kami berharap masyarakat Surabaya dan Indonesia tahu bahwa kerusakan keindahan Kota Surabaya ini adalah tanggung jawab Eri Cahyadi,” imbuhnya.
Soleh mengatakan, Kami akan mengerahkan massa yang lebih besar dan berencana mengadakan aksi di depan kediaman pribadi Eri Cahyadi, mengingat saat ini beliau bukan lagi pejabat di Pemkot.
“Sasaran aksi yang tepat adalah di rumahnya, dan Eri Cahyadi harus bertanggung jawab atas hal ini. Kami juga berencana mengungkap berbagai kasus yang menjadi noda dalam pemerintahan Kota Surabaya di bawah kepemimpinannya,” jelasnya.
Soleh menuturkan, Aksi akan terus kami lakukan dalam beberapa hari ke depan, terutama ke Polda, Kejati, hingga ke Gubernuran di Grahadi, sampai aspirasi ini didengar. Semangat perjuangan kami tidak akan surut; kami ingin seluruh masyarakat Surabaya dan Indonesia mengetahui kebobrokan Eri Cahyadi.
“Kami akan menggelorakan semangat ini di media sosial dan terus menggencarkan kampanye untuk tujuan tersebut,” pungkasnya.
(nald)