- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Pembalap muda ajang FIM Junior GP dan Redbull Rookie Cup asal Kabupaten Purworejo, Fadhilah Arbi Aditama (17), menjadi polemik jelang keberangkatannya ke Eropa untuk mengikuti kompetisi musim 2023. Aktivitas Arbi dalam mengikuti balapan yang digelar di sejumlah negara di Eropa menyebabkan pelajar kelas XI Bahasa SMAN 1 Purworejo itu terkendala dalam memenuhi kewajiban sekolah.

Bahkan, pihak sekolah menawarkan pilihan kepada Arbi dan orang tuanya, antara lain memilih antara fokus balapan atau sekolah.
“Kami diberi tiga pilihan, pertama memilih mau balapan atau sekolah, kedua dimutasikan ke sekolah lain, dan ketiga ikut Kejar Paket C. Semuanya pilihan yang sulit mengingat harapan kami, Arbi bisa menuntaskan pendidikannya di sekolah, tapi juga bisa balapan demi mengejar mimpinya,” ujar ibu Fadhilah Arbi Aditama, Anggi Putri Anggraeni (35), saat dikonfirmasi pada Rabu (11/1).

Menurutnya, polemik itu muncul setelah Arbi menyelesaikan kompetisi musim 2022 dan kembali ke tanah air pada November. Arbi kembali menjalani aktivitasnya bersekolah di SMAN 1 Purworejo.

Kemudian, katanya, orang tua dipanggil ke sekolah dua hari menjelang penerimaan rapor pada pertengahan Desember 2022. Ada tugas-tugas akademik semester 2 dan 3 yang belum dikumpulkan Arbi. Kesibukan balapan dan tidak adanya dampingan langsung dari orang tua, lanjut Anggi, membuat Arbi tidak dapat menyelesaikan seluruh tugas yang dibebankan.

ads

Ketika dipanggil itu, pihak sekolah menyampaikan jika Arbi bisa menyelesaikan semua tugasnya sebelum berangkat ke Eropa untuk musim balapan 2023, atau sekitar Maret. “Arbi mulai mencicil tugasnya dan dikumpulkan setelah libur pergantian tahun. Lalu saya dan Arbi dipanggil dan muncul tiga pilihan itu,” terangnya.

Anggi berkonsultasi dengan suaminya, Robbi Yudha Kurniawan dan belum memutuskan akan memilih opsi yang diajukan sekolah. “Kami berharap Arbi tetap sekolah di SMAN 1 Purworejo. Mengingat, saat kelas X dan Arbi juga balapan di Eropa, semuanya berjalan lancar hingga ia naik kelas XI,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Purworejo, Nur Azis SPd MPd BI, membantah informasi akan dikeluarkannya Arbi dari sekolah. Menurutnya, pihak sekolah masih mendiskusikan polemik itu guna menemukan solusi terbaik.

“Kami sedang berproses. Jadi tidak ada kata-kata dikeluarkan. Ini sedang terus berdiskusi untuk memutuskan yang terbaik untuk mas Arbi. Sekolah, komite dan pihak lain juga kita libatkan,”  ungkapnya.

Ditegaskan, SMAN 1 Purworejo tetap memberikan ruang bagi siswanya untuk mengejar prestasi di luar akademik. Meskipun demikian, katanya, SMAN 1 juga memiliki sistem dan standar sehingga setiap aktivitas non akademik harus bisa bermanfaat bagi siswa maupun sekolah.

“Jadi tidak ada unsur untuk menjatuhkan. Guru tahu betul Arbi punya prestasi di dunia balap dan kami mendukungnya. Tapi, jangan sampai juga kinerja sekolah jadi turun, kami juga punya standar,” paparnya.

Lebih lanjut dijelaskan Nur Aziz bahwa sejumlah siswa SMAN 1 Purworejo juga memiliki kiprah di luar negeri. Mereka mengambil cuti untuk bisa menjalani aktivitas itu.

“Tahun 2010, anak pergi ke Amerika, mereka memilih untuk cuti, saya kira bisa juga Arbi mengambil langkah itu. Saya berharap Arbi maksimal membawa nama besar SMA 1, Purworejo, dan Jawa Tengah,” terangnya.

SMAN 1 Purworejo, katanya, masuk dalam jajaran 100 SMA terbaik di Indonesia. Pada tahun 2021, sekolah itu menduduki peringkat 55 dan pada tahun 2022 ada di peringkat 86.

“Saya berharap mas Arbi maksimal membawa nama baik SMA 1, Purworejo, dan Jawa Tengah,” tandasnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!