Metro Times (Purworejo) Tim penggerak (TP) PKK bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekarsari Desa Kebongunung, Kecamatan Loano, Purworejo kembali menuai hasil dari usaha pertanian yang dilakukan.
Sebelumnya TPPKK bersama KWT telah menghasil 1 ton lebih dari panen raya musim tanam sebelum. Setelah jagung dua lembaga perempuan kali ini memanen kacang tanah di tanah kas desa yang dikelola.
Usaha pertanian yang diinisiasi Pemerintah Desa Kebongunung ini merupakan hasil program ketahanan pangan yang memanfaatkan alokasi Dana Desa (DD) tahun 2024. Tanah kas desa di area persawahan alas wetan Dusun Ngaglik, Desa Kebongunung pun jadi pilihan lokasi.
Dalam program ini TP PKK menyewa tanah kas desa, bekerja sama dengan KWT Mekar Sari Desa Kebongunung, mereka memanfaatkan lahan seluas 2.100 meter persegi itu untuk ditanami kacang tanah.
Hadir dalam kegiatan itu Camat Loano, Kusairi beserta isteri yang juga ketua TP PKK Kecamatan Loano, para perangkat desa, dan tokoh masyarakat.
“Panen raya kacang tanah ini merupakan musim tanam kedua. Kalau sebelumnya ditanami jagung yang hasilnya dibagi serta dijual untuk menambah kas PKK,” kata Ketua KWT Mekar Sari Kebongunung, Dwi Muharti disela-sela panen.
Dia menjelaskan, panen raya kacang tanah ini kelanjutan dari program ketahanan pangan nabati, untuk sebelumnya dengan ditanami jagung.
“Saat panen jagung beberapa bulan lalu, hasilnya 1,050 ton. Kalau yang kacang ini belum kami timbang hasilnya berapa. Pembagian hasilnya, untuk penanam 1/3, untuk kami 2/3 dari total hasil panen,” jelas Dwi yang juga Ketua Pokja 3 TP PKK Desa Kebongunung.
KWT Mekar Sari Kebongunung, memiliki 25 anggota yang berasal dari 5 dusun di Desa Kebon Gunung. Sedangkan untuk jumlah pengurus terdapat 9 orang.
“Ini kami menyewa lahan dari desa Rp1.200.000 per tahun. Target kami 3 kali tanam, pertama jagung, kedua kacang tanah yang ketiga kami sebenarnya mau menanam padi, tapi air masih sulit, belum hujan juga. Ya, jadi kemungkinan kami tanam jagung lagi,” ujarnya.
Camat Loano, Kusairi menjelaskan untuk ketahanan pangan ada kuota minimal 20 persen dari DD. Namun kebanyakan desa, mempergunakan alokasi dana ketahanan pangan untuk membuat saluran air atau irigasi demi memudahkan akses air bagi petani.
“Ya, kalau rata-rata desa mempergunakan dana ketahanan pangan nabati untuk membuat saluran air. Kalau di Desa Maron, digunakan untuk menambah kebasahan lahan, ditaburi kapur supaya menambah kesuburan tanah sehingga bisa ditanami. Kalau ketahanan pangan hewani ada juga desa yang mengadakan itik dan kambing. Harapan kami, agar TP PKK lain bisa mencontoh Desa Kebongunung ini. Agar kekurangan dana PKK bisa diatasi tanpa harus mengandalkan dana dari desa,” papar Kusairi.
Kades Kebongunung, Fatah Kusumo Handogo, mengaku sangat senang dengan usaha TP PKK desanya dalam menyukseskan program ketahanan pangan.
“Maka selain ikut mewujudkan program ketahanan pangan, mereka juga bisa menambah kas PKK desa tersebut. Karena dana operasional PKK dari desa tentunya sangat terbatas, sedangkan kegiatannya sangat banyak,” tutur Fatah.
Diungkapkan, selain ketahanan pangan nabati di Desa Kebongunung juga terdapat program ketahanan pangan hewani. Yang nantinya, Embung Kebongunung akan dipergunakan untuk memelihara ikan yang hasilnya bisa dinikmati oleh warga.(tyb)